KOPERASI Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang merupakan koperasi produsen susu sapi terbesar di Indonesia. Produksinya mencapai 150 ton, jauh mengungguli produksi koperasi produsen susu lainnya. Menurut Dedi Setiadi, Ketua Pengurus KSPBU Lembang, keberhasilan koperasi yang dipimpinnya tidak lepas dari strategi pendekatan kualitas. Koperasi ini bahkan mengibarkan slogan “Dengan kualitas kita berjaya, tanpa kualitas kita tiada”.
Tekad mengedepankan kualitas dalam menjalankan usaha diwujudkan dalam tindakan. KSPBU membentuk SKT (Satuan Kerja Terkecil) yang melibatkan penyuluh, tester susu dan pencatat, sehingga kualitas susu dihasilkan memenuhi standar nasional. Dari laporan SKT ini, Koperasi tahu mana anggota yang telat menyetor susu sampai tingkat kebersihan. Dengan cara begini, penghargaan dan punishhment diberikan sesuai kinerja anggota.
Gebrakan lain dilakukan KPSBU yang pada 2016 mencatatkan aset Rp93 miliar dan omzet Rp403 miliar ini adalah mendirikan Desa Susu di Lembang. Desa Susu merupakan hasil kerja sama dengan Frisian Flag, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda. Di desa ini peternakan sapi dikelola secara modern seperti dipraktikkan di negara-negara maju. Mulai dari pemberian pakan, desain kandang, sampai pemeliharaan sapi dilakukan sesuai standar internasional.
Selain itu, KPSBU memiliki Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk menampung sapi anggota yang sakit. Dengan menyetor sapi di RPH Koperasi, harga jual yang diterima anggota jauh lebih besar daripada diserahkan ke pihak lain. Uang hasil penjualan sapi afkir ini dapat dibelikan sapi baru, dimana kekurangan harga beli akan ditanggung koperasi. Menariknya, dana talangan sapi baru tidak dikenakan bunga sama sekali.
Penekanan kualitas mendapatkan respons positif dari anggota yang pada tahun 2016 jumlahnya sebanyak 7.293 orang. Mereka merasa sangat terbantu, tidak saja dalam proses pemerahan susu tetapi juga pelayanan lainnya. KPSBU Lembang juga mengembangkan produk turunan dari susu seperti yogurt untuk mendapatkan nilai tambah. Produksinya juga meningkat seiring dengan pemanfaatan teknologi pengolahan.
Berbagai terobosan dari koperasi yang didirikan pada 1971 ini tidak lain adalah upaya untuk menggenjot kesejahteraan anggota yang sebagian besar peternak sapi perah. Karenanya, dukungan anggota sangat berarti untuk mencapai target bersama.●