hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

KOSPIN JASA PEKALONGAN ANTARKAN ERA KOPERASI MASUK BURSA SAHAM

Koperasi tiga etnis yang berkantor pusat di Pekalongan Jawa Tengah ini, tercatat sebagai perintis pertama masuknya bisnis berbasis koperasi ke lantai bursa efek Indonesia. Kospin Jasa kini terus melenggang sebagai pemuncak koperasi dengan 135 cabang tersebar di sejumlah provinsi.

MASIH ingat ketika akhir tahun lalu, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Pekalongan melakukan lompatan sejarah. Melalui anak perusahaannya PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS), koperasi terbesar di tanah air ini menggelar penawaran umum perdana sahamnya Senin, 18 Desember 2017. JMAS resmi menjadi emiten ke 34 yang tertcatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Ini adalah mimpi saya yang jadi kenyataan,” kata Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga saat menekan touch screen pertanda dimulainya pencatatan saham perdana JMAS. Puspayoga patut berbangga, karena sejak era reformasi bergulir citra koperasi sebagai pelaku usaha yang kurang menarik.

Sukses mengantarkan anak perusahaannya melantai di BEI, kata Ketua Umum Kospin Jasa Pekalongan Andy Arslan Djunaid merupakan kerja keras manajemen yang melibatkan semua peran serta anggota.

Di bawah kepemimpinannya, sebagai generasi ke tiga dari dinasti Djunaid- Andy mampu melanjutkan langkah yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Usai mengantarkan JMAS melakukan go public disusul dengan membeli perusahaan asuransi PT Asuransi Takaful Umum.

Sebagai pemuncak koperasi terbesar di tanah air, kinerja Kospin Jasa terus membiru dengan pencapaian aset per tahun buku 2017 sebesar Rp 7,95 triliun dengan simpanan Rp 5,71 triliun dan pinjaman beredar Rp3.91 triliun. Jumlah anggota 212.450 orang, terdiri dari 2.288 orang anggota kelompok I dan 210.162 orang kelompok II dan III. Melihat terobosan bisnis yang telah dilakukan oleh manajemen Kospin Jasa, terlihat bahwa sukses koperasi yang berdiri sejak 1973 ini tidak melulu hanya mengandalkan usaha simpan pinjam. Kospin juga mengembangkan sektor usaha lainnya dengan badan hukum persero. Manurut Andy bisnis koperasi harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang tengah berlangsung. Ambil contoh dengan ekonomi digital yang kini sudah menjamur, maka bagi koperasi yang tetap kekeh menjalankan usaha secara manual akan tertinggal.  Sebaliknya bagi Kospin Jasa yang dikenal sebagai koperasi tiga etnis (Arab, Jawa dan Cina) perubahan trend bisnis itu justru merupakan peluang untuk tumbuh semakin besar.

Andy menandaskan langkah mengantarkan PT JMAS ke lantai bursa, bukan hanya sukses koperasi pertama tetapi juga merupakan perusahaan asuransi syariah pertama di tanah air yang melakukan go public.  (Irm)