Koperasi penerima program KUR harus sudah online dan aplikasi informasi teknologi terkoneksi ke Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.
Saat menghadiri launching perdana penyaluran KUR melalui Kopdit KSP Obor Mas, Maumere, NTT, Desember lalu, Menteri Koperasi UKM AAGN Puspayoga kembali menegaskan hanya koperasi berkualitas yang layak mengakses dana KUR. Parameternya, memiliki manajemen yang transparan, rapat anggota tepat waktu dan pelayanan anggota sudah online system.
Kopdit Obor Mas tercatat sebagai koperasi ke dua, setelah Kospin Jasa, yang ditunjuk pemerintah sebagai penyalur KUR. Koperasi beraset Rp 575 miliar dengan volume pinjaman Rp 307 miliar ini dinilai layak, karena selain manajemen yang baik serta penerepan online system, perangkat IT nya juga sudah sesuai dengan standar Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.
Menandai launching KUR perdana itu, diresmikan pengoperasian ATM dan enam unit mobil kas keliling bagi pelayanan anggota. Mobil kas keliling memiliki fungsi sebagai tarik dan setor tunai, penerimaan anggota baru, pembukaan rekening tabungan, serta konsultasi pinjaman. Kopdit Obor Mas diminta tidak melulu beorientasi kepada besarnya pencapaian SHU, tetapi juga harus bisa menciptakan bunga rendah bagi anggotanya.
Hingga 30 November 2017, realisasi penyaluran KUR di provinsi NTT senilai Rp 1,2 triliun yang disalurkan kepada 48.118 debitur.
Puspayoga mengingatkan penyaluran KUR diawasi dengan ketat agar tepat sasaran kepada yang memang membutuhkan dana bagi pengembangan usahanya.
“Dan terpenting, koperasi tidak dipakai sebagai alat kepentingan poltik praktis di daerah. Jika ini dilakukan, akan hancur dengan sendirinya,” pungkas Puspayoga. (Irm)