Menanam investasi sebesar Rp23 miliar untuk pembangunan pabrik pakan ternak berkapasitas 200 ton per hari, Koperasi Agro Niaga Jabung, Malang, Jawa Timur, membidik target pengembangan jaringan bisnis antarsesama pelaku koperasi
KOPERASI Agro Niaga di Kecamatan Jabung, Malang Jawa Timur, hanya satu contoh dari kegigihan koperasi mengubah stigma buruk. Awalnya adalah KUD Jabung, yang berdiri pada 27 Mei 1979, dengan usaha andalan sarana produksi pertanian dan pengadaan pangan. Lima tahun berselang, pada 1984, KUD ini bangkrut dan didera krisis kepercayaan akibat salau urus manajemen.
Memasuki era reformasi, KUD ini mengubah namanya menjadi Koperasi Agro Niaga atau dikenal KAN Jabung. Perubahan identitas itu turut mengubah haluan bisnisnya dari perkreditan dan perdagangan menjadi usaha sapi perah.
Usaha KAN Jabung tumbuh pesat dalam perjalanannya. Jumlah sapi awal yang semula 460 ekor, kini setelah menggandeng anggota sebagai mitra kerja, jumlah sapi meningkat 10.500 ekor. Sampai tahun 2016 asetnya sudah Rp104 miliar dengan volume usaha Rp244 miliar. Anggota aktifnya tercatat lebih dari 2.400 orang, tersebar tidak hanya di Kecamatan Jabung, tapi juga merambah ke Kecamatan Pakis dan Tumpang.
Kendati bisnis intinya peternakan sapi perah, KAN Jabung juga menjalankan bisnis pendukung lain. Sedikitnya ada delapan lini usaha yang mencakup bisnis pengolahan limbah yang diubah menjadi biogas, bengkel dan angkutan, sarana produksi pertanian (saprotan) yang menyediakan puput, bibit, dan obat-obatan bagi petani, hingga bisnis tebu rakyat.
Menurut Ketua I KAN Jabung, Ali Suhadi, semua pengembangan bisnis itu terkait dengan upaya meningkatkan nilai tambah ekonomi anggota. Sebagai contoh, bagi anggota yang ingin mengembangkan pertanian tebu, maka sejak produksi hingga pemasaran akan didukung oleh koperasi. Demikian juga bagi anggota yang menginginkan pupuk bisa mendapatkan pinjaman, atau bagi mereka yang punya latar belakang peternak bisa mendapatkan kepastian usaha dan produknya bisa diserap pasar. Mereka juga disediakan pakan ternak, pengobatan sapi kalau sakit, inseminasi, hingga perluasan kandang.
Untuk menjamin aspek pembiayaan tersebut, KAN Jabung juga mendirikan bank tersendiri bernama Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Al Hijrah. Berbagai kemudahan itu, lanjut Ali lagi, dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat agar mau menjadi anggota koperasi.
Selain itu, KAN Jabung juga membuat unit usaha baru bernama Mimicow yang dianggap sebagai terobosan baru dalam dunia pariwisata edukatif susu. Mimicow selain menyasar kalangan keluarga yang ingin menikmati produk olahan susu, juga bisa dijadikan tempat nongkrong anak muda. Pengembangan usaha teranyar, tahun lalu KAN Jabung membuka pabrik pakan pakan ternak yang diresmikan oleh Menteri Koperasi UKM Puspayoga. Hadir pula Bupati Malang, Rendra Kresna.
Pabrik berkapasitas 200 ton/hari tersebut merupakan pabrik pakan ternak kedua KAN Jabung yang produksinya 50 ton/hari. Koperasi ini menargetkan utilisasi produksi 200 ton/hari akan tercapai sepenuhnya dalam waktu tiga tahun. Karena itu, Puspayoga menyarankan agar KAN Jabung memanfaatkan jejaring koperasi lainnya untuk pemasaran sehingga distribusi sampai ke seluruh Indonesia. Dengan demikian biaya distribusi lebih efisien dan koperasi bisa bergerak dan tumbuh bersama.
Investasi pabrik pakan ternak itu, kata Ali Suhadi, berasal dari pembiayaan bank senilai Rp5 miliar dan Rp18 miliar lainnya dari dana cadangan koperasi.
Saat ini produksi pakan ternak KAN Jabung sebanyak 1.300 ton/bulan atau 50 ton/hari. Sebanyak 700 ton/bulan dipasok kepada anggota dan 600 ton/bulan didistribusikan kepada peternak di luar anggota.
Anggota KAN Jabung merupakan salah satu koperasi peternak terbesar di Jawa Timur dengan anggota 2400 orang, dengan rincian 2.200 adalah peternak dan 200 anggota petani tebu. Populasi ternak yang dimiliki anggota 9.500 ekor dan 1.000 ha lahan tebu.
Peternakan sapi perah merupakan bisnis utama KAN Jabung, di samping unit bisnis lainnya antara lain, unit pengolahan susu, ritel, bengkel, angkutan dan simpan pinjam. Ke depan, KAN Jabung akan mencoba agar bisa lebih bervariasi lagi jenis pengguna atau ternak yang bisa mengkonsumsi pakan ternak KAN. Ini sesuai dengan tujuan KAN, yakni menyediakan pakan yang berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau untuk membantu para peternak.
Potensi peternakan di Jawa Timur, cukup besar dan Malang menjadi produsen susu terbesar di Jawa Timur. Dan, pengembangan sapi potong juga masih sangat terbuka.●