Tercatat sebagai koperasi pertama yang memiliki saham di perbankan, Kopelindo mengukuhkan bisnisnya di sektor logistik dan pembiayaan infrastruktur. Seperti apa kiprahnya.
TIDAK banyak koperasi pegawai yang sukses menjadi mitra bisnis strategis dari perusahaan induknya seperti halnya Koperasi Pegawai dan pensiunan Perum Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo). Koperasi sekunder dengan anggota primer koperasi (Kopel) yang tersebar di 27 provinsi ini tak hanya eksis di lingkungan internal perum Bulog, tetapi juga merambah ke berbagai sektor di luar induk perusahaan, seperti properti, pembiayaan infrastruktur bekerjasama dengan BUMN karya dan juga kepemilikan saham di Bank Bukopin. Saat ini, kepemilikan saham Kopelindo di bank yang lekat dengan pengembagan usaha koperasi itu tercatat sebesar 18,09 persen.
Kendati kiprah bisnisnya merambah ke berbagai sektor di luar induk perusahaan namun Kopelindo tetap mengedepankan pelayanan terhadap 10.680 anggotanya yang tersebar di 27 provinsi. “Kopelindo didirikan untuk membantu meningkatkan nilai tambah ekonomi anggotanya, yang juga merupakan karyawan Perum Bulog termasuk purna karya (pensiunan),” kata Ketua Kopelindo Deddy SA Kodir.
Bentuk langsung dari interaksi dengan anggotanya antara lain pelayanan simpan pinjam melalui Kopel-kopel di seluruh daerah. Selanjutnya, kopel memberikan pinjaman kepada anggota perorangan yang notabene adalah karyawan maupun pensiunan Bulog. Sedangkan di bidang kesejahteraan bekerja sama dengan Yayasan Bulog menjamin asuransi kesehatan anggota, pendidikan dan tunjangan beras kepada pensiunan. Intinya tambah Deddy, pengurus komitmen menegakkan visi dan misi Kopelindo sebagai wadah usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan warga Bulog mulai dari yang aktif, pensiun hingga meninggal. Koperasi sekunder yang berdiri pada 1999 ini sejak awal memang bertujuan untuk mengangkat martabat karyawan Bulog, mulai sejak masih bekerja aktif hingga masa pension pun masih tetap dilayani.
Tetapi untuk memperoleh nilai tambah ekonomi yang relatif besar, Deddy mengatakan harus diupayakan melalui terobosan bisnis baik di dalam maupun di luar Perum Bulog. Usaha di internal perusahaan antara lain jasa angkutan, pengelolaan tenaga PKWT (Pelaksanaan Kerja Waktu Tertentu), seperti satpam, cleaning service dan membangun usaha kerja sama di bidang logistik. Usaha lainnya yang juga prospektif adalah dengan Bank Bukopin membangun anak perusahaan di bidang pendidikan, keuangan maupun usaha di bidang pelayanan IT.
TAK INGIN DIREMEHKAN
Keseriusan Deddy SA Kodir membangun bisnis Kopelindo, tak sekadar bentuk tanggungjawab terhadap amanah anggota, ia ingin menunjukkan bahwa bisnis koperasi sangat menguntungkan asal dikelola berdasar prinsip manajemen professional dan senantiasa menjaga amanah anggota yang sudah ditetapkan dalam rapat anggota. “Pelaku bisnis koperasi juga mampu melakukan terobosan usaha yang kreatif dan tak kalah dengan sektor usaha swasta besar,” tukas Deddy. Lantaran itu pula, Kopelindo tak ingin sekadar mengandalkan peluang usaha di lingkungan internalnya. Koperasi ini serius menjalin kerja sama dengan BUMN Karya (perusahaan infrastruktur) untuk menyuplai bahan yang digunakan dalam pembangunan. Usaha lainnya, pembangunan properti untuk perumahan bagi pegawai pemerintah daerah. (Irm)