hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kolaborasi Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Sehat

Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan agenda bersama global. Kopsyah BMI memiliki produk pembiayaannya dan pantas menjadi model bagi koperasi maupun lembaga keuangan lain di Indonesia.

KETERSEDIAAN air bersih dan sanitasi masih menjadi problematika yang dihadapi sebagian masyarakat. Faktornya cukup beragam mulai dari sulitnya akses terhadap sumber daya air, minimnya fasilitas maupun kemampuan ekonomi warga. Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) memiliki kepedulian untuk mengatasi kendala tersebut melalui pembiayaan air bersih dan sanitasi yang layak. 

Presiden Direktur Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara atau biasa disapa Bara mengatakan, sejak 2014  sampai sekarang pihaknya masih bekerja sama dengan Non Government Organization (NGO) asal Amerika Serikat Water.org untuk pembiayaan air bersih dan sanitasi yang layak. “Kerja sama itu bertujuan agar masyarakat terutama yang sudah jadi anggota Koperasi memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang sehat,” ujar Bara dalam sambutan acara Diseminasi Program Water Credit Dan Jejaring Stakeholder Kopsyah BMI, 16 September 2019 Di Swiss Bell Hotel Tangerang Selatan.

Aksi konkret Kopsyah BMI tersebut sejalan dengan agenda global. Seperti diketahui, empat tahun silam tepatnya pada 5 September 2015, para pemimpin dunia menyepakati Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan  (Sustainable Development Goals atau SDGs). Ada 17 Tujuan dan 169 target yang merupakan rencana aksi global sampai 2030 untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan. Saat itu, Wapres Jusuf Kalla hadir mewakili Indonesia.

SDGs berlaku universal sehingga seluruh negara tanpa kecuali memiliki kewajiban moral untuk mencapai agenda global tersebut. SDGs yang dirancang secara partisipatif ini memiliki prinsip utama yaitu tidak meninggalkan satu orangpun. Artinya semua kelompok masyarakat terutama yang rentan perlu diperhatikan secara bersama.

Ketersediaan air bersih dan sanitasi layak merupakan tujuan keenam SDGs. Dalam hal ini, kerja sama Kopsyah BMI dan water.org dilakukan dalam bentuk technical assistence pembangunan sarana air bersih dan sanitasi maupun sebagian pendanaan kegiatan misalnya untuk kajian atau penyuluhan.

Bara menambahkan, ke depan ia berharap keterlibatan pemangku kepentingan lain (stakeholders) terutama dari Pemerintah, Koperasi atau Lembaga Keuangan. “Perlu keterlibatan lebih banyak pihak lain untuk mencontoh yang dilakukan Kopsyah BMI agar tidak ada lagi masyarakat yang kesulitan mengakses air bersih dan sanitasi layak dan sehat,” ungkapnya.

Harapan Bupati Tangerang

Acara Diseminasi Program Water Credit Dan Jejaring Stakeholder Kopsyah BMI dibuka oleh Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar. Dalam sambutannya, Bupati mengungkapkan harapannya agar ke depan Program “Water Kredit” tersebut bisa berkolaborasi bersama Pemkab Tangerang dan dijadikan program unggulan. “Dengan kolaborasi, target pemenuhan layanan air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat yang menjadi salah satu target pencapaian kita bersama di masa mendatang bisa terlaksana dengan baik,” ujar Bupati.

Pemkab Tangerang juga mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan diseminasi yang diprakarsai oleh water.org bermitra dengan Kopsyah BMI. Melalui kegiatan ini, kata Zaki, semoga bisa membantu untuk menjawab segala bentuk kebutuhan masyarakat akan ketersediaan air bersih dan sanitasi khususnya di wilayah Kabupaten Tangerang.

Pada kesempatan yang sama, Don Johnson Operation Director water.org mengatakan water.org merupakan sebuah organisasi bantuan pembangunan nirlaba Amerika Serikat yang merupakan hasil merger antara H2O Africa Foundation. Tujuan organisasinya adalah untuk memberikan bantuan kepada daerah di negara-negara berkembang yang kurang memiliki akses ke air minum yang aman dan sanitasi yang layak dan sehat.

“Kita bekerja di 13 negara sekarang dan Indonesia adalah satu negara strategis bagi kita karena melihat bahwa potensi pertumbuhan ekonominya sangat tinggi tetapi masih banyak masyarakat yang belum punya akses ke air bersih dan sanitasi. Untuk itu, kita hadir,” ujar Johnson.

Johnson mengungkapkan, water.org lebih dari 5 tahun terakhir berhasil bekerja sama dengan Kopsyah BMI. Dalam hal ini, ia sangat menghargai kerjasama tersebut. Baginya, Kopsyah BMI bukan hanya sebagai mitra pertama di Indonesia, tetapi juga yang paling inovatif.  Oleh karenanya, water.org sangat menghargai Kopsyah BMI tidak hanya untuk melayani masyarakat dengan pembiayaan tetapi untuk memastikan bahwa solusi air dan sanitasi itu benar-benar sesuai nyaman dan berkualitas tinggi. “Kopsyah BMI layak menjadi contoh bagi koperasi  dan lembaga keuangan di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Pembiayaan Inklusif  Untuk Sektor Pertanian

Berbeda dengan model bisnis kebanyakan KSP di Indonesia, Kopsyah BMI memiliki model yang unik. Kopsyah BMI memiliki 5 (lima) Pilar Pemberdayaan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spiritual. Untuk mencapai kelima pilar tersebut, terdapat 5 (lima) instrumen yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi.

Salah satu sektor yang dibiayai adalah pertanian dengan komoditas yang beragam antara lain cabai, ketimun, dan kol. Yang menarik, skema yang digunakan adalah musyarakah. Dengan begitu, anggota peminjam tidak perlu mencicil bulanan tetapi murni berbasis bagi hasil saat panen. Praktik yang masih langka di industri keuangan syariah di Indonesia.

Petani cabai, kol, caisin dan ketimun sudah merasakan dampak dari pembiayaan Kopsyah BMI. Para petani yang menggarap lahan dengan luas 1,35 Ha dengan total pembiayaan Rp90 juta. Kini mereka menikmati hasil panennya dan berbagi hasil dengan Kopsyah BMI.

Atas keberhasilan Kopsyah BMI mengembangkan model pembiayaan pertanian tersebut, pihak Kementerian Pertanian menjadikannya salah satu referensi. Ini dibuktikan dengan diundangnya Bara sebagai salah satu pemateri dalam FDG pembiayaan Inklusif di Dinas Pertanian Provinsi Jateng dan Dinas Pertanian Kab/Kota Se-Provinsi Jateng. “Kami merasa terhormat bisa membagi pengalaman kepada Kementerian Pertanian khususnya di Jawa Tengah dalam pengembangan pembiayaan berbasis syariah di sektor pertanian,” ujar Bara.

Rumah Gratis dan Gerakan Wakaf Melalui Uang

Kopsyah BMI tidak pernah kekeringan ide dan inovasi dalam mengembangkan usaha dan memberdayakan anggota. Seperti dengan Gerakan Wakaf Melalui Uang yang ditujukan kepada Pengurus, Anggota, maupun masyarakat. Uang wakaf ini dipergunakan untuk kegiatan produktif seperti pembelian sawah maupun pemberdayaan sosial keagamaan dan kemasyarakatan.

Dengan gerakan Wakaf Melalui Uang tersebut, Kopsyah BMI berkontribusi besar dalam keberhasilan Provinsi Banten mengembangkan wakaf uang melalui Koperasi. Dari total perolehan wakaf uang sebesar Rp5,55 miliar, Kopsyah BMI berhasil menghimpun dana senilai Rp5,23 miliar per Juli 2019. Per Agustus 2019, nilainya bertambah menjadi Rp6,2 miliar. 

Kepedulian Kopsyah BMI pimpinan Bara terhadap anggota dan masyarakat kurang mampu juga dilakukan melalui pemberian rumah gratis. Setidaknya sudah 191 rumah gratis layak huni yang diberikan kepada mereka yang berhak. “Selama kita memberi kebaikan pada orang lain, maka hidup kita akan dimudahkan,” ujar Bara berfilosofi atas aksi sosial tersebut. 

Program rumah gratis layak huni itu bisa disebut merupakan satu-satunya yang dilakukan oleh koperasi di Indonesia. Melalui hibah rumah gratis tersebut diharapkan terjadi pemerataan kesejahteraan ekonomi.

Menjaga Kekompakan

Salah satu kunci keberhasilan Kopsyah BMI dalam menjalankan agenda ekonomi dan sosialnya adalah dukungan penuh dari para karyawan. Bara pun menyadari hal tersebut. Oleh karenanya, ia sangat mengapresiasi dukungan dari seluruh karyawannya tersebut untuk mencapai target Koperasi.

Apresiasi kepada karyawan antara lain diberikan dalam bentuk acara Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Kopsyah BMI di Jungle Land Sentul Bogor, pertengahan September lalu. Mengambil tema “BANGGA BERSAMA BMI”, ini merupakan kegiatan rutin Kopsyah BMI setiap tahun sebagai sarana untuk bersilaturahmi dan rekreasi bersama para karyawan, Pengurus,dan Pengawas.

Acara Silaturahmi Akbar itu diikuti oleh 750 peserta yang terdiri dari anak, istri/suami karyawan. Selain peserta dapat menikmati wahana di Jungle Land, diberikan pula doorprize Umroh kepada 4 karyawan. Ada pula hadiah-hadiah menarik lainnya yang membuat senang para peserta.

Kopsyah BMI, kata Bara, senantiasa menjaga komitmen untuk menjadikan Koperasi sebagai role model pemerataan ekonomi. Langkah ini untuk mengurangi tingkat kesenjangan yang masih menganga. Dukungan dari seluruh karyawan juga dinilainya sangat penting untuk mendukung pencapaian target Koperasi.  (Kur)

pasang iklan di sini