Apa yang terlintas ketika Anda mengunjungi Lawang? Tentu saja panorama alam indah dengan latar Danau Maninjau nan menawan. Tak hanya pariwisata memukau, nagari di ketinggian rerata 1.000 meter dpl di Kabupaten Agam, Sumatera Barat ini, punya potensi ekonomi cukup menjanjikan dari areal perkebunan tebu yang banyak tumbuh di daerah itu.
Selain jadi komoditas utama masyarakat Lawang dan sekitarnya, wisatawan juga bisa melihat kilang tebu tradisional, di mana proses penggilingan dilakukan dengan bantuan kerbau. Masyarakat Lawang umumnya turun temurun mengolah tebu menjadi gula saka, gula semut, minuman air tebu dan lainnya. Potensi tersebut bisa ditingkatkan lebih besar lagi jika pengolahannya terintegrasi melalui proses pabrikasi.
Bagaimana produksi tebu dapat memberi nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi bagi masyarakat Lawang ? Upaya itulah yang tengah dijajaki Endrizal. Pejabat Bupati Kabupaten Agam ini menggandeng Koperasi Konsumen Kana Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas panen tebu serta produksi gula merah di Lawang.
Menurut Endrizal yang juga Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat, potensi gula di Kanagarian Lawang sangat menjanjikan namun belum dimanfaatkan maksimal. Ketika menerima kunjungan Koperasi Kana beberapa waktu lalu, ia langsung menawarkan program kemitraan dengan koperasi konsumen yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. Kana yang memang punya pengalaman dalam perdagangan gula merah dan gula putih menyambut tawaran tersebut secara positif bahkan berlanjut pada rencana pendirian pabrik gula merah di daerah subur itu. Seperti dikatakan Ketua Koperasi Kana Jonanthan Danang Wardhana pihaknya telah mendapat persetujuan Pemerintah Kabupaten Agam untuk membangun pabrik gula merah dengan melibatkan para petani tebu di daerah itu sebagai shareholder. Keterlibatan tersebut diharapkan terjalin melalui pendirian koperasi.
Agar nantinya produksi gula di daerah itu memenuhi standar pasar, maka tahap awal Koperasi Kana telah mengirim ahli pertanian Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc, Ketua Tim Penyuluhan dari Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk memberikan pelatihan kepada para petani tebu di Lawang, dan Desa Tigo Balai Kecamatan Matur. Irham memperkenalkan teknik ringpit (lubang bundar), sebuah metode konservasi tanah dan air yang diklaim dapat meningkatkan efisiensi penyerapan air dan nutrisi pada tanaman tebu. Dengan motode pola tanam ringpit, produksi petani tebu dimungkinkan meningkat dua kali lipat.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para petani dapat mengadopsi teknologi dan teknik budidaya yang lebih modern, sehingga hasil panen mereka meningkat dan kualitas gula merah yang dihasilkan pun lebih baik. Ini akan membantu mereka mendapatkan harga yang lebih baik di pasar, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan pada akhirnya menggerakkan perekonomian lokal,” kata Endrizal saat membuka pelatihan di Aula Kantor Wali Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Selasa (29/10/2024).
Bagi Danang, pelatihan tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat langsung bagi para petani, tetapi juga membuka peluang bagi koperasi untuk memperluas jaringan dan memperkuat posisi mereka dalam ekonomi lokal.
“Dengan memberikan pelatihan kepada para petani, kami berharap dapat membantu mereka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tebu dan gula merah. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa produk mereka dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Danang. Hal itu, sambungnya, sejalan dengan program Koperasi Kana yang menggagas sugar co-op untuk memperkuat sektor gula merah dan menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi dan kolaboratif di antara para produsen gula merah, termasuk petani tebu dan koperasi lainnya.
Pelatihan juga akan mendorong sinergi antara koperasi dan petani, memperkuat jaringan ekonomi di daerah tersebut, serta meningkatkan daya saing produk lokal, terutama gula merah, di pasar yang lebih luas.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh Kanagarian Lawang dan untuk memastikan bahwa manfaat dari pengembangan sektor pertanian ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat
Iliona Palomitta, Direktur Kana Indonesia Industri, perusahaan anak Koperasi Kana yang akan membangun pabrik gula merah di Agam, optimis teknik ringpit akan membawa manfaat nyata bagi para petani. Ia menilai ada potensi besar dalam pengembangan pertanian tebu di Agam. Melalui penerapan teknik ringpit, diharapkan membantu petani memaksimalkan hasil panen dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal itu sejalan dengan misi Koperasi Kana untuk memberikan dukungan terbaik bagi para petani melalui penyuluhan dan pelatihan teknis. Dengan penerapan sistem ringpit, produksi petani tebu di Agam diyakini meningkat, menambah milai tambah ekonomi dan tentu saja akan mampu membangun posisi tawar yang tinggi. (Faw)