KONTROVERSI dan yang dikhawatirkan sejak awal itu berkelanjutan. Biaya proyek pembangunan Kereta Api (KA) Cepat Jakarta-Bandung bengkak. Jadi US$6,071 M (Rp81,95 T) dari sebelumnya US$5,9 M (Rp80,83 T). Penyebabnya, masuknya biaya asuransi dan komponen debt service reserve accounting.
Sumber pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) sebesar 75%, sisanya 25% dari PT KCIC. KCIC ini perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia (PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia/PSBI) yang memegang 60% saham dan 40% lainnya konsorsium perusahaan Cina.
Total panjang trase KA itu 142 km, membentang dari kawasan Halim Perdanakusumah ke Tegalluar di Kabupaten Bandung. Saat ini, KCIC baru membebaskan lahan 55 kilometer. Rinciannya, 22 km lahan yang siap dibangun dan 33 km lainnya masih dalam tahap pembebasan lahan (land clearing).
Proses pembebasan lahan konon bisa tuntas pada April 2018. Pihak CDB akan mengucurkan US$500 juta, yang dijadwalkan cair Maret depan. Yang pasti, proyek yang tak jelas untuk siapa manfaatnya itu molor dan membengkak●
Fasiun Sinapu
Makassar, Sulsel