Peluang, Bali – Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah (KemenKop) berharap, melalui inovasi industri oleh-oleh dapat mendatangkan multiplayer effect pada kebangkitan pariwisata Indonesia di dunia internasional. Oleh karena memiliki peranan dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional maupun meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
MenkopUKM, Teten Masduki mengatakan, adanya industri oleh-oleh dapat memperkuat jalur pemasaran para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan dapat mengangkat pariwisata nasional di mata dunia.
Di triwulan III-2022 lalu, pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Pulau Dewata-Bali mencapai lebih dari 2,3 juta dan wisatawan domestik mencapai 3,9 juta orang. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Bali sendiri mencapai 8,1% jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72% pada kuartal III-2022.
Salah satu pendukung meningkatnya jumlah wisatawan di Bali menurut dia, adalah inisiasi Pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai event Internasional di Bali. Hal ini membuka kesempatan UMKM dalam mempromosikan berbagai produk unggulan.
“Bali menjadi salah satu unggulan pariwisata Indonesia. Dan oleh-oleh merupakan bagian dari destinasi wisata yang sangat penting. Kita beruntung punya jaringan toko oleh-oleh seperti Krisna di Bali. Di sana banyak brand-brand lokal yang tumbuh, karena Krisna bekerja sama dengan vendor UMKM untuk menjadi agregator,” ujar Menteri Teten dalam keterangannya, Jumat (27/1/2023).
Hadirnya Krisna sebagai agregator, ikut mendorong pertumbuhan UMKM dan Krisna Holding Company sebagai perusahaan untuk tumbuh secara bersama-sama.
“Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) juga telah memiliki kerja sama dengan Ajik untuk memperkuat fondasi bisnis Krisna dengan supplier UMKM. Bagaimana Krisna menjadi piloting program KUR klaster,” tutur Teten.
Sedangkan, KemenKopUKM akan terus bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk membantu produk Indonesia masuk pasar global, dengan meresmikan Indonesia Trading House (ITH) di Swiss.
“Kita melihat permintaan dunia seperti apa. Seperti kemarin di Swiss yang menjadi hub pasar Eropa dan dunia, banyak permintaan kopi, gula semut, natural ingredient, wellness product, juga furniture. Saya berpikir, jika kacang Ajik Krisna dijual di luar negeri pasti laku di sana,” beber Teten.
Dalam peresmian pembukaan outlet pertama Serba Aji’k di Dewi Sri, Badung, MenkopUKM berharap, kehadiran outlet pertama tersebut mendorong perluasan akses pasar produk UMKM Indonesia, agar lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara.
MenkopUKM menjelaskan, diperlukan inovasi produk, kemasan, standardisasi mutu yang harus dapat mengikuti standar Internasional, sehingga keberadaan Serba Aji’k sebagai etalase oleh-oleh khas Bali dapat menjadi pintu untuk masuk ke pasar Global. “Karena Bali adalah jendela kita masuk ke pasar dunia,” tegas Teten.
Sementara itu, I Gusti Ngurah Anom atau pria yang akrab disapa Ajik Krisna ini mengatakan, peresmian Serba Aji’k bertujuan agar UMKM semakin hidup dan ekonomi Bali kembali tumbuh.
“Karena produk best seller adalah pie susu, tetapi di luar itu banyak juga produk-produk UMKM-nya di sini. Untuk itu evaluasi akan dilakukan 2-3 bulan sekali, melihat bagaimana pasarnya ke depan. Jika terus diminati, jumlah UMKM akan kita tambah. Yang tadinya hanya 365 menjadi 500 UMKM,” ucap Ajik.
Diakuinya, hingga kini pertumbuhan Krisna sendiri lebih bagus dibanding sebelum pandemi. “Pandemi memang berat, tapi berkat pandemi ini juga muncul berbagai inovasi. Bagi saya, pandemi itu juga membawa berkah,” tandasnya. (alb)