hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Kemenkop UKM Dukung GEN Produksi Gula Cair

JAKARTA—Teknologi Gulanas, berupa gula cair merupakan inovasi dari Joko Budi Wiryono,  Direktur UKM PT Gula Energi Nusantara (GEN) .  Dengan mengubah gula kristal menjadi cair, kapasitas produksi gula menjadi naik berkali lipat.

Jika gula kristal atau gula pasir selama ini hanya memanfaatkan kandungan sukrosa dari perasan tebu, gula cair memanfaatkan semua bagian yang sebelumnya dianggap limbah.

Gula cair yang diproduksi juga lebih sehat karena kadar gula rendah atau low glychemic index (LGI) dan kandungan antisoksidan tinggi. Joko menghabiskan riset hingga 10 tahun untuk menemukan inovasi tersebut bekerja sama dengan peneliti IPB dan kalangan medis.

Teknologi Gulanas telah mendapatkan paten dari Kementerian Hukum dan HAM. Dengan pengalamannya mengelola pabrik gula selama puluhan tahun, temuan Joko bisa menjadi solusi untuk kebutuhan gula nasional bahkan dunia.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki memberikan apresiasi terhadap terobosan ini.

“Pak Joko sudah mengembangkan prototipe pengolahannya dan mengembangkan sendiri teknologi produksinya,” kata Teten di sela kunjunganya tersebut, melalui siaran pers pada Selasa (13/4/21).

Menkop sudah PT GEN  di Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (9/4/21). Selain meninjau alat-alat dan proses produksi gula cair, ia juga berdialog dengan Direktur UKM PT GEN Joko Budi Wiryono dan jajarannya didampingi Bupati Klaten Sri Mulyani.

Lanjut Teten, dengan keterbatasan lahan tebu sekarang maka teknologi pengolahan gula cair yang dikembangkan oleh oko ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mencapai swasembada gula.

“Oleh karena itu, ini satu hal yang luar biasa dari usaha kecil menengah yang bisa kita kembangkan kapasitas produksinya,” tuturnya.

Teten mendukung pengembangan kapasitas produksi gula cair oleh PT GEN agar bisa menambah suplai bagi kebutuhan dalam negeri, sekaligus untuk mengurangi impor. Pengembangan kapasitas produksi gula ini dapat didukung dalam bentuk investasi, maupun pembiayaan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta pendampingan yang melibatkan stakeholders terkait.

“Dengan KUR bisa sampai Rp 20 miliar, dengan grace period yang cukup panjang, dengan bunga yang sangat kompetitif juga saya kira bisa dibiayai dari perbankan,” tambah dia.

Nanti mungkin dilakukan adalah pendampingan dari Kemenkop dan juga akan mengajak Kementerian BUMN dan Perindustrian untuk bersama-sama mengembangkan prototipe pabrik yang dikembangkan GEN.

PT GEN mengembangkan prototipe R&D teknologi proses pengolahan gula cair tebu. Dengan campur tangan berbagai pihak, perusahaan ini berpotensi memproduksi 8,4 juta ton gula. Dengan demikian, Indonesia yang tadinya mengalami defisit 3 juta ton diyakini bisa swasembada, sehingga dengan sendirinya akan mengurangi ketergantungan impor.

Sebagai catatan, Indonesia hingga saat ini masih mengimpor gula dari berbagai negara hingga jutaan ton per tahun. Rata-rata konsumsi gula nasional sebesar 5,1 juta ton sementara produksi gula nasional hanya 2,1 juta ton sehingga Indonesia saat ini menjadi negara pengimpor gula terbesar di dunia.

Di tengah pandemi Covid-19, impor gula melonjak dari 4,09 juta ton tahun 2019 menjadi 5,54 juta ton di 2020. Angka itu merupakan data impor gula tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Untuk mengatasi defisit itu, PT Gula Energi Nusantara (GEN) melakukan inovasi dengan memproduksi gula cair. Inovasi ini dengan mengubah gula kristal menjadi cair sehingga kapasitas produksi gula meningkat.

Inovasi ini  menjadi solusi menghadapi tren produksi gula di dunia yang saat ini turun. Berdasarkan catatan dari FAO, produksi gula tahun ini turun sekitar 6 juta ton. Jika kebutuhan gula nasional masih tergantung impor, maka dalam beberapa tahun ke depan kebutuhan gula nasional tidak dapat terpenuhi apalagi konsumsi nasional cenderung naik.

Sementara Joko menjelaskan, perusahaannya memproduksi gula cair demi meningkatkan nilai tambah.

“PT GEN merupakan perusahaan yang memiliki visi berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, melalui pengembangan produk hasil olahan tebu dan palm beserta turunannya,” ucap Joko.

pasang iklan di sini