hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kembangkan Model Bisnis Baru Koperasi

Orientasi Kopsyah BMI tidak hanya mengejar keuntungan materi semata, tetapi juga menerapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk memberi nilai lebih bagi masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

KOPERASI merupakan salah satu pilar ekonomi nasional yang berkontribusi dalam pembangunan. Sebagian besar koperasi yang eksis di Indonesia umumnya bergerak dalam usaha simpan pinjam, termasuk koperasi berbasis syariah. Hal ini tidak lepas dari tingginya kebutuhan anggota terhadap layanan jasa simpan pinjam.

Di tengah hampir seragamnya jenis usaha koperasi tersebut, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menawarkan model bisnis baru dengan memodifikasi sistem dari Grameen Bank Bangladesh. Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Kopsyah BMI mengatakan, koperasi yang dipimpinnya merupakan koperasi pertama di Indonesia yang mengembangkan sistem operasional usaha dengan lima instrumen yaitu Sedekah, Pinjaman, Pembiayaan, Simpanan dan Investasi melalui pengembangan budaya menabung dan pemberdayaan Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf (ZISWAF). “Kami memiliki komitmen untuk mengembangkan usaha sesuai jatidiri koperasi dengan berlandaskan pada prinsip syariah,” ujar Kamaruddin.

Seluruh aktivitas usaha Kopsyah BMI ditujukan untuk membangun kemaslahatan umat dalam bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Spiritual sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah. Kelima tujuan kemaslahatan itu dikenal sebagai pilar-pilar pembangunan Kopsyah BMI. Dengan adanya pilar pembangunan ini, Kopsyah BMI bergerak dalam keseimbangan unsur “Bumi” dan “Langit”.

Komitmen Kopsyah BMI yang memiliki anggota per April 2018 sebanyak 136.847 orang ini bukan hanya sekadar slogan, tetapi dibuktikan dengan kerja konkret di lapangan. Di bawah komando Kamaruddin, Kopsyah BMI menyasar pembiayaan pada pelaku usaha mikro yang tersebar di wilayah Provinsi Banten.

Menariknya, dalam menyalurkan pembiayaan koperasi tidak mempersyaratkan agunan terhadap anggota peminjam. Hal ini berbeda secara diametral dengan praktik pembiayaan pada umumnya oleh lembaga keuangan lain.  Meski menyalurkan pembiayaan tanpa agunan, namun angka pembiayaan bermasalah (non performing financing atau NPF) sangat kecil, nilainya dibawah 1%. Ini tidak lepas dari kelihaian pengurus dalam memitigasi risiko pembiayaan.

Kamaruddin menambahkan, Kopsyah BMI pun tidak segan-segan untuk menghapusbukukan pembiayaan bermasalah jika memang kondisi anggota sudah tidak memungkinkan untuk membayar kewajibannya. Misal, anggota mengalami musibah bencana alam, kecelakaan, atau usahanya bangkrut. “Praktik seperti ini sudah lama kami lakukan dan sampai saat ini terbukti tidak ada lonjakan pembiayaan bermasalah,” ucapnya.

Selain menggenjot pembiayaan, Kopsyah BMI juga mengoptimalkan dana Ziswaf untuk pemberdayaan umat. Salah satunya melalui gerakan Hibah Rumah Siap Huni gratis bagi masyarakat kurang mampu. Hibah Rumah senilai Rp40 juta ini tidak terbatas kepada anggota saja, tetapi masyarakat luas yang kondisi rumahnya sudah tidak layak huni. Sampai saat ini, Kopsyah BMI sudah membangun 86 unit Hibah Rumah Siap Huni. Ke depan, jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan peningkatan usaha dan kepercayaan anggota.

Kopsyah BMI yang dinobatkan Bappenas sebagai Koperasi Penggerak Pembangunan Tahun 2017 ini juga memiliki program Rumah Tanpa DP. Ini merupakan salah satu layanan kepada anggota yang belum memiliki rumah tinggal.

Inovasi lain yang tengah dikembangkan adalah Wakaf Melalui Uang (WMU). Menurut Kamaruddin, dana WMU ini akan digunakan seluruhnya untuk pemberdayaan umat sesuai dengan pilar-pilar pembangunan Kopsyah BMI. Rencananya, dana yang terkumpul akan dialokasikan antara lain untuk mendirikan lembaga pendidikan, rumah tahfiz, dan sarana kesehatan. Selain itu, kata Kamaruddin, pada tahun ini juga pihaknya akan mendirikan Toko Ritel Modern. “Targetnya tahun ini toko ritel modern sudah beroperasi,” pungkasnya.

Berdirinya toko ritel modern sekaligus dimaksudkan sebagai sarana pemasaran bagi produk-produk usaha anggota. Sebab, selama ini produk dari usaha mikro kerap kesulitan dalam menembus akses pasar. Padahal, produk yang dihasilkan tidak kalah kualitasnya dengan yang produk fabrikasi.

Aktivitas usaha Kopsyah BMI seperti diuraikan diatas merupakan model bisnis baru yang dapat menginspirasi gerakan kopsyah lainnya. Dengan komitmen memberdayakan umat sesuai pilar pembangunan melalui kelima instrumen usaha, Kopsyah BMI akan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan pada masa mendatang.  (Drajat)

pasang iklan di sini