Pemerintah menyiapkan beragam langkah agar semakin banyak UMKM yang terjun dalam ekosistem digital.
Layanan digital sudah menjadi tren yang tak terhindarkan mulai dari industri perbankan sampai sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagai tulang punggung perekonomian nasional, pelaku usaha di sektor ini digenjot untuk mengakses dunia internet atau digital. Bahkan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM go digital sampai tiga tahun mendatang.
Dalam hal ini, UMKM go digital merupakan usaha rumahan yang cara pemasaran atau penjualannya dilakukan melalui internet dengan menggunakan platform digital. Cara ini diyakini akan memberi banyak keuntungan bagi pelaku usaha mulai dari pemasaran yang lebih luas sampai menghemat biaya operasional.
Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyusun tiga strategi. Pertama, meningkatkan infrastruktur jaringan internet. Saat ini, Kominfo memiliki program pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di 12 ribu desa lebih untuk menopang akses internet 4G.
Meluasnya kemudahan akses internet di pedesaan akan membantu pelaku usaha untuk memasarkan produknya melalui saluran digital. Sampai akhir tahun lalu, masih ada 12.548 desa yang belum terakses internet 4G. Sebagian besar yang nirakses ini ada di wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T).
Strategi kedua adalah memaksimalkan program literasi digital. Pemerintah menargetkan minimal 12,5 juta orang melek digital pada tahun ini. Kemudian, pada 2040 targetnya ada 50 juta orang memiliki tingkat literasi digital yang baik.
Strategi ketiga, melalui pelatihan langsung kepada UMKM seperti pelatihan kewirausahaan digital (Digital Entrepreneurship Academy). Selain itu, program peningkatan bisnis UMKM, yang menyasar sektor petani dan nelayan. Ada juga pelatihan pemasaran digital dan kemampuan bahasa Inggris untuk UMKM dan pelaku usaha di desa wisata.
Senada dengan Kominfo, Kementerian Koperasi dan UKM juga memiliki empat langkah strategi pengembangan digitalisasi UMKM. Pertama, adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku UMKM, terutama wawasan dan keterampilan dalam mengakses layanan digital. Ini merupakan fondasi penting agar pelaku usaha dapat mengoptimalkan peluang yang terbuka lebar di era digital seperti sekarang.
Kemenkop juga mendorong intervensi perbaikan proses bisnis UMKM agar lebih efisien dengan memanfaatkan digitalisasi. Strategi ketiga adalah memperluas akses pasar bagi pelaku usaha di tingkat akar rumput. Salah satu upayanya bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah. Keempat adalah mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM.
Sampai Agustus 2021, menurut Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah, sebanyak 15,3 juta UMKM layanannya telah berubah menjadi digital. Perubahan tersebut mulai dari produksi, pelayanan, hingga pemasaran di situs e-commerce yang tersedia. “Road map digitalisasi UMKM, target 2024 itu 30 juta pengguna dari UMKM, sementara pada Agustus 2021 kita sudah 15,3 juta. Tahun depan target 19 juta, 2023 target 25,5 juta,” ujar Siti. Mengutip riset Katadata Insight Center (KIC), selama pandemi Covid-19, platform digital seperti marketplace telah banyak memberi dampak positif bagi UMKM. Manfaat terbesar adalah membantu memasarkan produk (77%) dan melakukan banyak promosi (72%).
Dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang masuk dalam ekosistem digital, diharapkan akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sebab, sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian. Selain itu, yang terpenting adalah tingkat kesejahteraan pelaku usaha juga bisa meroket. (KUR).