Peluang News, Bandung – Korban dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Melania Credit Union (MCU) berjumlah puluhan menyambangi kantor Pikiran Rakyat di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Kedatangan mereka untuk mengadukan nasib uangnya yang hilang secara tiba-tiba dan bervariasi jumlahnya. Mulai dari yang nilainya jutaan rupiah, puluhan juta, ratusan juta hingga ada yang miliaran rupiah. Salah satu perwakilan dari korban, Yunita Tan memberikan kesaksiannya. Dia menyatakan meski koperasi ini gagal bayar uang anggotanya yang jumlahnya puluhan miliar namun terus membuka anggota baru.
“Sebenarnya KSP MCU ini dulunya adalah bentukan Gereja Paroki. Hanya saja sudah bertahun-tahun melepaskan diri dari gereja, namun setiap menawarkan tetap membawa nama gereja sehingga dipercaya para calon anggota barunya,” ucap Yunita Tan seperti dikutip dari www.pikiran-rakyat.com, Minggu (3/11/2024).
Seperti diketahui Credit Union mencirikan nama lembaga yang mengelola keuangan namun dipantau oleh Gereja. Sehingga biasanya ‘Credit Union’ merupakan lembaga yang bisa dipercaya oleh para jemaat gereja. “Ini karena jika ada masalah maka ada dana talang dari gereja sehingga lembaga yang fungsinya mirip koperasi ini sangat bisa dipercaya. Namun MCU sudah lama melepaskan diri sehingga otomatis sudah tidak terpantau gereja,” katanya.
Yunita pun mengaku sudah melaporkan hal ini ke Polrestabes Bandung. Namun hingga saat ini belum ada kelanjutan dari kasus yang merugikan puluhan miliar tersebut.
“Saya juga pernah mau lapor ke Krimsus Polda namun katanya disuruh dibereskan dulu di Polrestabes Bandung. Ini karena yang lapor awal satu dua orang dan nilainya di angka Rp 900 jutaan. Jadi terpaksa kita dimasukkan ke yang laporan awal tersebut,” katanya.
Sementara, Sandi salah seorang perwakilan para korban juga menyampaikan banyak keanehan yang terjadi pada KSP MCU ini. Padahal mulanya koperasi ini baik-baik saja untuk digunakan untuk meminjam atau menabung uang. “Salah satu pengurus di sana pun tiba-tiba saat pelantikan langsung ditendang keluar. Ini karena calon pengurus tersebut yaitu Ibu Susan meminta laporan keuangan, namun yang terjadi dia justru ditendang dari kepengurusan koperasi,” katanya.
Sandi juga menyampaikan jumlah mereka yang tergabung dalam komunitas korban KSP MCU ini ada 227 orang. Hanya saja kini jumlahnya tinggal 226 orang karena satu orang meninggal dunia. “Sedihnya yang meninggal tersebut, karena tidak bisa membayar biaya pengobatan. Padahal yang meninggal tersebut menyimpan uang di KSP MCU dengan jumlah ratusan juta namun tidak bisa diambil. Bahkan anaknya kini yang perempuan terpaksa jadi sopir gojek,” ujarnya.
Para korban ini, ungkap Sandi, mayoritas lansia. Bahkan banyak di antara mereka yang menyimpan uang pensiunannya di koperasi tersebut untuk sekadar menyimpan jika ada keperluan yang mendadak.
Korban lainnya yaitu Linda, bahkan sampai berniat menjual ginjalnya karena simpanan bertahun-tahunnya saat menjadi TKW tidak bisa diambil. Padahal uang tersebut akan digunakannya untuk membayar uang kuliah anaknya. “Saya juga sempat berniat untuk bekerja di Nightclub di Jakarta, namun dilarang teman saya. Rumah tangga saya juga hampir hancur karena saya tidak pernah cerita pada suami saya menyimpan uang di sana. Kini saya menyambung hidup dengan menjadi loper koran,” katanya.
Selain pengakuan di atas, kisah pilu korban KSP MCU ini masih banyak lagi. Mulai uang warisan yang baru sehari disimpan di sana yang langsung hilang. Sopir ojol yang tidak bisa bayar rumah sakit untuk kepentingan cuci darah istrinya dan lainnya.
Sementara itu Kasatreskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Abdul Rahman, mengaku akan melakukan pengecekan terhadap kasus ini. “Mesti saya cek dulu (laporannya),” katanya melalui pesan singkatnya. (RO)