hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Kebijakan Hilirisasi Dorong Petani Solok Ekspor Minyak Sereh Wangi

SOLOK—Kelompok Tani Agribisnis Atsiri Kota Solok Sumbar lakukan langkah hilirasi budi daya sereh wangi agar mendapat nilai tambah.  Mereka membuat penyulingan sereh wangi dan menjual minyaknya  ke eksportir.

Ketua Kelompok Tani Agribisnis Atsiri Kota Solok, Djanuardi menerangkan, sereh wangi  yang ditanam petani disuling sendiri dengan memanfaatkan ketel. Lama penyulingannya 7-8 jam untuk ketel isi  satu ton daun sereh wangi.

“Ukuran ketel yang digunakan petani macam-macam, sesuai kebutuhan. Umumnya yang dipakai volumenya 500 kg hingga satu ton. Rendemen minyak yang dihasilkan 0,8-1 persen,” ujar Djanuardi, di Solok, Rabu (21/10/20).

Lanjut Ketua Perhimpuam Petani dan Penyuling Minyak Atsiri (P3MA) Sumatera Barat (Sumbar) ini, setelah melalui proses penyulingan, tiap 1 ton daun sereh wangi mampu menghasilkan 8-10 kg minyak sereh wangi.

“Kalau tiap 1 hektar, kami bisa panen daun segar sereh wangi 10-15 ton. Panen daun sereh wangi ini sangat tergantung pemeliharaan kebun,” kata Djanuardi

Menurut Djanuardi, minyak sereh wangi tersebut dijual ke eksportir dengan harga Rp165 ribu per kg.

Selain menyuling sendiri, dari hasil panen daun sereh wangi, Kelompok Tani Agribisnis Atsiri Kota Solok juga menerima pembelian minyak sereh wangi dari petani lainnya. Minyak tersebut dibeli dengan harga Rp155 ribu-Rp157 ribu per kg.

“Tidak apa untung tipis, asalkan petani kita lancar pemasaran produknya. Dan hilirisasi sereh wangi inilah yang terus kami lakukan ke petani lain agar mereka mendapat nilai tambah,” papar Djanuardi.

Sebanyak 70 persen minyak yang dihasilkan dijual ke eksportir, dan sisanya yang 30 persen  diolah sendiri menjadi sabun mandi padat maupun cair. Minyak sereh wangi tersebut bisa dijadikan aromatherapy, minyak urut dan obat tradisional. Sedangkan minyak yang kotor bisa diolah menjadi pestisida organik dan disinfektan.

Sebagai catatan, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani atau pekebun untuk  mengembangkan agribisnis sereh wangi. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam kunjungannya ke Provinsi Maluku akhir Mei lalu meminta jajarannya agar sigap melakukan pendampingan.

Selain untuk  menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan,  serta peningkatan produksi maupun produktivitas komoditas pertanian termasuk perkebunan, perlu terobosan untuk meningkatkan nilai tambah petani

pasang iklan di sini