Kopwan SBW mempunyai unit perumahaan yang punya potensi untuk spin off dan sedang menyiapkan dompet elektronik untuk mempermudah anggota.
Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) yang berbasis di Malang sedang melakukan kajian untuk melakukan spin off atau pengembangan usaha di sektor riil untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, seperti yang dilakukan sejumlah koperasi simpan pinjam.
“Tentunya juga kebijakan ini harus mendapat dukungan dari anggota, dan anggota harus paham lebih dahulu,” ujar Sri Untari Bisowarno, Ketua Umum Koperasi SBW Jawa Timur.
Selain melakukan kajian untuk melakukan spin off, Kopmen SBW juga menyiapkan perluasan digitalisasi koperasi. Dalam hal ini SBW termasuk mempelopori, ketika pada 2018 meluncurkan mobile banking. Hanya saja banyak anggota berusia di atas 50 tahun, tidak terlalu cepat beradaptasi dengan teknologi. Selain itu SBW sudah mempunyai marketplace, punya toko daring dan siap menjalankan kebutuhan anggota untuk belanja daring.
“Kami sedang menyiapkan dompet elektronik yag rencananya kami luncurkan pada tahun ini. Selain itu laporan keuangan kelompok-kelompok ini sudah bisa digital, tidak lagi manual,” ucap Untari.
Selain melakukan persiapan digitalisasi, kata Untari, SBW sedang berupaya merangkul sejumlah kopwan di Jawa Timur yang dalam keadaan mati suri untuk bergabung dengan SBW. Apalagi dalam sejarahnya Untari ikut terlibat mendirikan kopwan-kopwan itu pada 2009-2010 bersama Puskowanjati.
Di tengah pandemi, SBW telah membantu anggota yang terdampak dengan menyalurkan bantuan 25 kilogram beras per bulan selama tiga bulan, serta uang sebesar Rp1 juta. Sementara bagi anggota yang usahanya terdampak pandemi, diberikan bantuan 15 kilogram beras per bulan, selama tiga bulan.
“Sistem TR menguatkan usaha koperasi sehingga tidak sampai rugi, karena sistem TR kuncinya adalah gotong royong , sehingga tingkat NPL di bawah 1% walaupun pandemi,” ungkap Untari, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dekopin.
Selain itu SBW juga menggelar pendidikan kerohanian (di luar pendidikan resmi untuk anggota), rekreasi keliling Indonesia dan luar negeri, ziarah ke tempat situs para wali, umroh, haji, ziarah ke Bethlehem (bagi yang beragama Kristen), yang menjadi pendorong anggota untuk solid. SBW juga memberikan relaksasi kredit Simpan Pinjam TR hingga memberikan alternatif usaha bagi anggota.
Sementara untuk Dekopin, Untari mengungkapkan bahwa Dekopin tetap bisa melakuan fungsi edukasi, advokasi, dan fasilitasi kala pandemi. Selain itu, Dekopin mendorong agar pelaku UMKM bersatu dalam wadah koperasi untuk memperkuat struktur lembaga soko guru perekonomian tersebut.
“Dekopin juga menjadi digitalisasi sebagai program prioritas yang sudah kami mulai di beberapa Provinsi seperti Jawa Timur, Bali, dan Aceh. Selain itu, menyerukan agar semua koperasi melaksanakan protokol kesehatan di tengah pandemi,” pungkasnya. (Kur)