JAKARTA—-Kecintaan terhadap bagian timur dari Indonesia, sudah ditunjukkan pasangan artis Ari Sihasale dan Nia Sihasale Zulkarnaen di dunia film. Di bawah bendera alenia Pictures pasangan ini sudah membuat beberapa film tentang Indonesia Timur, seperti Denias Senandung di Atas Awan (2006), Di Timur Matahari (2012), berlatar belakang Papua, Tanah Air Beta (2010) dan teranyar Rumah Merah Putih (2019) terkait Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Serdadu Kumbang (2011) dan Leher Angsa (2013) masing-masing bersetting Sumbawa dan Lombok Timur.
Sejak November 2017 lalu kecintaan terhadap Indonesia Timur diwujudkan pasangan itu dalam bentuk sebuah kafe yang bertajuk Alenia Papua: Cofee and Kitchen. Kafe ini menawarkan berbagai kuliner khas Papua, di antaranya Papeda Ikan Kuah Kuning yang disajikan dengan sagu.
Alternatif pilihan lain Nasi Campur Papua berupa nasi putih dengan ikan goreng cakalang, telur pedis, bakwan ikan puri, tumis bunga papaya, ikan kuah kuning dan sambal. Hidangan ini dilengkapi acar segar, kerupuk, dan sambal bawang.
Di luar hidangan khas Papua, terdapat juga hidangan kreasi dari Nia Sihasale Zulkarnaen, di antaranya Nasi Campur Alenia, berupa nasi dengan ramuan daun jeruk. Rasanya gurih. Saya mencicipi nasi ini dengan ikan goreng balado dan potongan lidah berbentuk dadu dengan cabai hijau dan rasanya kenyal, serta gulai duan singkong yang rasanya menyengat di lidah dan mengundang selera makan. Terdapat pilihan lain Paru asam manis dipotong kotak-kotak kecil dengan bumbu cabai yang tak terlalu pedas.
“Nasi campur Alenia memang resepnya saya, begitu juga beberapa menu. Namun ada juga menu di sini yang resepnya dari mertua,” ujar Nia kepada Peluang, usia acara konferensi pers Rumah Merah Putih, Senin (20/5).
Untuk minumannya terdapat kopi khas Papua, ada pula menu minuman kopi moderen lain dan juga berbagai sajian jus buah.
Kafe yang terletak di kawasan Kemang ini juga menawarkan nuansa Papua pada desain interiornya. Penampakan batu bata tanpa tembok dinding, dilengkapi aksen-aksen furniture seperti hiasan ukiran khas Papua. Anda juga bisa menemukan peta besar daerah Papua dan pastinya kerajinan seni khas Papua di kafe dengan tiga lantai ini.
“Kami juga menawarkan live music setiap akhir pekan,” tutup Nia (van).