hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Inilah Daerah-daerah Penghasil Ikan Terbesar di Indonesia

Ilustrasi-Foto: Istimewa.

PeluangNews, Jakarta – Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil ikan tangkap terbesar di dunia.

Ikan menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting bagi perekonomian negara. Dengan permintaan yang terus meningkat di pasar lokal maupun internasional, sektor perikanan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Komoditas ini tidak hanya menyediakan sumber makanan bagi manusia di seluruh dunia, namun juga membuka lapangan pekerjaan dan mendukung mata pencaharian masyarakat pesisir.

Maka, tidak heran jika berbagai negara bersaing untuk mengekspor ikan. Dikutip dari laman databoks.katadata.co.id, Indonesia merupakan peringkat kedua dari 10 negara pengekspor ikan terbesar di dunia setelah China di urutan pertama.

Melansir laman Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, hasil produksi ikan di Tanah Air mencapai 24,85 ton pada 2022.

Produksi ikan dari Indonesia terdiri dari perikanan budi daya sebanyak 16,87 ton dan ikan hasil tangkapan sebanyak 7,99 ton.

Pada 2023, produksi perikanan Indonesia tercatat sebesar 24,74 juta ton, meliputi perikanan tangkap, budidaya dan rumput laut.
Ikan tangkap merupakan usaha penangkapan ikan di alam liar, seperti laut, sungai, danau, badan air dan lainnya.

Berikut daerah penghasil ikan tangkap terbesar di Indonesia:

1. Lamongan, Jawa Timur

Lamongan merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur.

Potensi tersebut didukung dengan garis pantai sepanjang 47 km, dari Desa Weru hingga Dewa Lohgung.

Penangkapan ikan dilakukan dengan armada kapal sebanyak 3.423 unit, alat tangkap sebanyak 52.269 unit, serta lima Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sekaligus Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Pada tahun 2020, produksi ikan hasil tangkap laut dapat dicapai sebesar 76.692,96 ton, dengan nilai produksi Rp 1.188.671.626.220.

2. Banyuwangi, Jawa Timur

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil ikan tangkap terbesar. Sektor perikanan juga menjadi andalan pendapatan daerah. Kabupaten Banyuwangi memiliki wilayah potensi ikan laut dari Selat Bali dengan luas kurang lebih 960 mil dan Samudera Indonesia.

Pelabuhan perikanan pantai Muncar merupakan tempat pelelangan ikan terbesar di Banyuwangi Pusat pendaratan ikan dari Selat Bali berada di Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Blimbingsari, Rogojampi, serta Tegaldlimo yang di dominasi ikan lemburu.

Sedangkan di daerah Purwoharjo dan Pesanggrahan yang merupakan daerah pendaratan ikan dari Samudera Indonesia di dominasi ikan dasar atau ikan dermasal.

Produksi ikan tangkap Banyuwangi cukup tinggi. Pada 2012, produksi ikan tangkap di Banyuwangi mencapai 44 ribu ton per tahun.

3. Cilacap, Jawa Tengah

Kabupaten Cilacap merupakan daerah penghasil ikan terbesar di Provinsi Jawa Tengah.

Kondisi tersebut didukung dengan daerah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

4. Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil ikan tangkap karena wilayahnya dikelilingi laut, yaitu di sebelah barat terdapat Selat Flores, di sebelah selatan terdapat Laut Flores dan di sebelah timur terdapat Teluk Bone.

Perairan di sekitar Sulawesi Selatan dihuni ikan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal melainkan juga ekspor yang berperan dalam peningkatan devisa negara di luar sektor non migas.

Salah satu jenis ikan yang menjadi andalan Sulawesi Selatan adalah ikan tuna.

Di Sulawesi Selatan, nelayan dapat menangkap ikan sebanyak 11 ton per hari.

5. Maluku Utara

Maluku Utara merupakan daerah penghasil ikan karena wilayah laut lebih luas dibandingkan wilayah daratan.

Bagi masyarakat Maluku Utara, ikan merupakan makanan wajib setiap hari. Bahkan, masyarakat Maluku Utara yang tinggal di desa-desa pesisir akan merasa lemas apabila tidak mengkonsumsi ikan dalam sehari.

Maluku Utara memiliki potensi ikan yang belum tergarap. Dalam laman kkp.go.id, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan potensi tuna di Morotai, dapat mencapai 200.000 ton.

Namun saat ini, potensi itu baru tergarap sebanyak 20%. Jika ditotal, potensi ikan tangkap di Morotai dapat mencapai 1.714.158 ton per tahun.

6. Nusa Tenggara Timur

Potensi perikanan tangkap di Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup besar, namun pengelolaannya masih rendah.

Potensi tersebut didukung dengan adanya batas wilayah yang terhubung Laut Flores di sebelah utara dan Samudera Hindia di sebelah selatan.

Pengelolaan ikan tangkap di NTT baru berkisar 40% dari potensi lestari, yaitu sebesar 388,7 ton pertahun.

Ikan tangkap utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan tuna, cakalang, tengiri, selar, kembung, dan ikan domersil, seperti ikan kerapu.

7. Sulawesi Selatan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2017 tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017-2037, terdapat zona penangkapan ikan.

Zona I meliputi perairan di Kabupaten Donggala, Barat Daya Tanjung Manimbaya, barat perairan Sioyong hingga Laut Sulawesi, utara Tolitoli hingga Buol.

Zona II meliputi perairan sebelah timur Ampibabo, Tinombo, Moutong, Kepulauan Una Una hingga Boalemo Kabupaten Banggai. Zona II meliputi perairan Kepulauan Menui, perairan sebelah timur Bungku hingga Banggai Kepulauan hingga perbatasan Pulau Sonit.

Potensi ikan tangkapan di Sulawesi Tengah baru dimanfaatkan sebanyak 54.88% dan sekitar 45,21% belum dimanfaatkan.

Potensi perikanan di perairan Sulawesi Tengah berupa jenis ikan laut ekonomis, seperti ikan pelagis besar (tuna, cakalang, dan tongkol), ikan pelagis kecil (layang, selar, teri, lembang, dan kembung), dan non ikan seperti udang windu, rajungan, jenis udang, tiram, cumi-cumi, sotong, dan teripang.

8. Kota Tegal, Jawa Tengah

Kota Tegal merupakan daerah yang memiliki potensi ikan tangkap yang berlimpah. Menurut data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah pada 2011, Kota Tegal berada di urutan ke tiga sebagai daerah yang memiliki nilai produksi perikanan laut tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.

Padahal secara geografis, Tegal hanya memiliki garis pantai 6 km. Namun produksi ikan laut dapat mencapai 35.206,3 ton dengan nilai produksi 218 miliar rupiah.

Namun sejak 2013, produksi perikanan laut di Kota Tegal menunjukkan kondisi yang fluktuatif.

Kondisi ini diduga karena cuaca yang buruk yang mempengaruhi aktivitas penangkapan ikan dan over fishing di wilayah tangkap Laut Jawa. [berbagai sumber]

pasang iklan di sini