PeluangNews, Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, secara langsung memaparkan strategi besar pembangunan ketenagakerjaan nasional periode 2025–2029.
“Ini adalah potret dinamika ketenagakerjaan yang mencerminkan berbagai tantangan di sektor ketenagakerjaan,” ujar Yassierli di Jakarta, (22/7/2025).
Ia mengungkapkan sejumlah tantangan strategis ketenagakerjaan, mulai dari penguatan link and match dunia industri dan pendidikan, optimalisasi fungsi Balai Latihan Kerja (BLK), hingga penyediaan pekerjaan layak dan inklusif bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan. Selain itu, revisi regulasi ketenagakerjaan untuk pekerja platform digital juga menjadi fokus.
Yassierli menegaskan, ke depan Kementerian Ketenagakerjaan akan bergeser menjadi institusi pengembangan sumber daya manusia. “Bukan hanya sebagai Ministry of Labor, tapi juga Ministry of Manpower & Human Development,” tegasnya.
Ia juga menekankan empat pendekatan utama penciptaan lapangan kerja: kolaborasi lintas sektor, program pemagangan, kewirausahaan, dan Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional.
Transformasi BLK juga jadi perhatian. Kurikulum dan metode pelatihan kini berorientasi pada project-based learning, pelatihan koperasi, serta kompetensi hijau (green competencies).
“Kami terus membangun sinergi bersama kementerian dan lembaga lain. Harapannya, solusi atas persoalan ketenagakerjaan dapat dilakukan dengan bergerak bersama,” jelasnya. Saat ini, Kemnaker telah menjalin MoU dengan 21 kementerian/lembaga, 12 pemda, dan 35 mitra pembangunan.
Forum ini juga menghadirkan Deputi Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Noudhy Valdryno, serta Direktur Kolaborasi Internasional INDEF, Imaduddin Abdullah. Noudhy memaparkan strategi komunikasi menuju Indonesia Emas 2045, sedangkan Imaduddin menyoroti arah kebijakan ketenagakerjaan dalam konteks ekonomi nasional.
