Peluang News, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan alias OJK mengungkapkan alasan dari pembatasan gaji pengguna layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang biasa disebut paylater di Indonesia.
Kepala Departemen Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Keuangan Khusus OJK, Ahmad Nasrullah mengatakan bahwa batasan gaji Rp3 juta per bulan diperoleh dengan mempertimbangkan rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP) di tanah air.
Hal ini dikarenakan, dengan memiliki penghasilan setara UMP, maka para pengguna diharapkan bisa membayar utang paylater dengan baik.
“Jadi, kita ini sebenarnya angkanya ini kita lakukan studi. Tidak mungkin lah kita bisa meng-capture untuk semua kalangan. Kita sih ambil dari rata-rata UMP aja lah kira-kira seperti itu angkanya,” ujar Ahmad dalam kegiatan media briefing secara daring, Selasa (21/1/2025).
Dia mengatakan, hal ini juga untuk memastikan kemampuan bayar dari si peminjam.
Kendati demikian, ia menyampaikan, batasan gaji minimal Rp3 juta tersebut masih berpeluang untuk berubah.
Namun, saat ini OJK memutuskan batasan penghasilan pengguna paylater di angka tersebut.
“Nanti ini akan kita evaluasi, cuma yang sampai saat ini kami anggap cukup pas kalau lihat rata-rata UMP di Indonesia itu ya kira-kira batasan Rp3 juta,” katanya.
Sedangkan terkait batasan usia, lanjut Ahmad, OJK memberikan batasan usia yaitu 18 tahun.
Dia menjelaskan, batasan usia ini ditetapkan guna meminimalisir terjadinya potensi gagal bayar, terutama bagi kalangan-kalangan muda di Indonesia.
“Kita juga tidak mau nanti generasi-generasi muda itu terjerat utang, sementara dia tidak ada kemampuan untuk membayar sebenarnya,” jelas Ahmad.
“Jadi itulah kira-kira filosofinya kenapa kita membatasi minimal 18 tahun. Itu adalah ukuran orang dewasa lah kira-kira,” imbuhnya.
