PARAMARIBO—Indonesia dan Suriname mempunyai hubungan sejarah dan budaya yang khusus. Hal ini menjadi modal memperkokoh hubungan dan kerja sama bilateral antar kedua negara .
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengemukakan hal ini usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Suriname Yldiz Deborah Pollack-Beighle dalam siaran persnya, Selasa (21/5).
Kerja sama ini antara lain dalam proyek pembangunan infrastruktur, pertambangan energi, pengembangan perbankan Syariah dan bidang peternakan, khususnya inseminasi buatan.
“Indonesia sampaikan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan infrastruktur di Suriname, termasuk proyek-proyek yang mendapat pembiayaan dari Islamic Development Bank,” ungkap Retno.
Dalam upaya memanfaatkan berbagai peluang yang ada, delegasi bisnis Indonesia juga telah lakukan kunjungan ke Suriname pada Maret 2019. Area kerja sama lainnya yang mendapat perhatian delegasi bisnis Indonesia antara lain di bidang pertambangan emas, pembangunan perkotaan, pembangunan solar panel untuk perumahan.
Lanjut Retno Indonesia berkomitmen membantu Suriname dalam mengembangkan perbankan syariah. Bank Indonesia telah mengirimkan tim ke Suriname guna memberikan pelatihan regulasi dan pengawasan perbankan syariah.
“Kerja sama di bidang perbankan syariah merupakan salah satu potensi kerja sama. Dalam konteks ini, Bank Mandiri Syariah telah mendukung upaya peningkatan kapasitas di bidang manajemen risiko dan akunting syariah,” kata Retno.
Indonesia juga mengemukakan komitmen untuk melakukan kerja sama inseminasi buatan ternak dalam rangka kerja sama South-South Triagular Cooperation, melalui Reverse Linkage dari Islamic Development Bank. Draft Technical Agreement menurut rencana akan ditandatangani pada paruh pertama 2019.
Selain di bidang ekonomi, salah satu area yang juga menjadi perhatian kerja sama Indonesia-Suriname adalah bidang pengembangan Pusat Pelatihan Diplomatik Suriname. MoU kerja sama pelatihan dan pendidikan diplomatik telah ditandatangani Desember 2018.
Kunjungan Retno ke Suriname, merupakan kunjungan kerja penuh pertama Menlu RI ke Suriname dalam 26 tahun terakhir. Dalam kunjungan juga telah ditandatangani perjanjian bebas bvisa kunjungan singkat bagi pemegang paspor biasa. Perjanjian ini merupakan satu-satunya yang mencakup para pemegang paspor diplomatik, dinas, dan paspor biasa dalam satu perjanjian