JAKARTA—-Badan Pusat Statistik Nasional merilis kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Oktober 2018 mencapai 1,29 juta. Jumlah ini meningkat dibandingkan Oktober 2017, yaitu 1,16 juta kunjungan (11.24 persen), namun dibandingkan September 2018 yang mencapai 1,37 juta atau menurun sebesar 5,74 persen. Pada Agustus 2018 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 1,51 juta kunjungan dengan demikian dari bulan ke bulan jumlah kunjungan mengalami penurunan secara beruntun.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, penurunan ini bukan karena suatu kejadian, tetapi memang penurunan musiman yang biasa terjadi pada bulan Oktober. “Jadi lebih karena seasonality, pergerakannya sama seperti 2017 agak turun,” ungkap dia.
Namun bila dilihat jumlah penurunan paling terbesar terjadi di Bandara Internasional Lombok sebesar 68, 50 persen, maka faktor bencana alam menjadi hal yang sigifikan. Pada Januari-Oktober 2018 jumlah wisatawan ke Lombok melalui pintu masuk udara hanya 73.130 menurun periode sama pada 2017 yaitu 108.444.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto di beberapa daerah mengalami kenaikan. Bali misalnya melalui Ngurah Rai naik dari 5.012.765 pada periode Januari hingga Oktober 2017 menjadi 5.124.117 pada Januari hingga Oktober 2018. “ Ini ada kaitannya dengan pertemuan IMF-World Bank pada Oktober 2018,” imbuh dia.
Begitu juga wisman yang datang melalui Sam Ratulangi, Manado meningkat 8,44 persen karena ada penerbangan tambahan langsung dari beberapa kota di Tiongkok
“Secara kumulatif antara Januari hingga Oktober 2018 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia 13,24 juta jiwa atau naik 11,92 persen dibandingkan 2017,” ujar Suhariyanto.
Sebagai catatan untuk 2018 ini Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan wisman sebanyak 17 juta kunjungan. Itu artinya masih kurang sekitar 3, 76 jiwa. Desember nanti merupakan musim liburan diharapkan jumlah wisman meningkat.
Kepala BPS Suhariyanto (kiri) di kantornya-Foto: Irvan Sjafari.Menurut dia lagi pemerintah harus terus menerus menggencarkan promosi pariwisata., “Spot pariwisata di Indonesia luar biasa. Dengan membuka kemudahan akses seperti direct flight,” tutup dia (Irvan Sjafari).