hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Wacana  

Generasi Kedua Oei Penyelamat Djarum

Pabrik Djarum milik keluarganya pernah mengalami kebakaran hebat yang memusnahkan hampir semua aset perusahaan pada tahun 1963. Oei Wie Gan, sang pendiri, meninggal tak lama kemudian di tahun yang sama.

DJARUM merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM Sampoerna. Berdiri pada 21 April 1951. Perusahaan ini berasal dari pembelian sebuah perusahaan kecil. Pendirinya, Oei Wie Gwan. PT Djarum bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Lambang jarum yang digunakan perusahaan ini tetap lambang Djarum Gramophone. Hanya namanya yang diubah menjadi Djarum. Pada tahun 1983, Djarum menjadi perseroaan terbatas.

Saat ini, PT Djarum merupakan salah satu perusahaan paling profitable di Indonesia. Robert Budi Hartono, pemilik saham terbesar di perusahaan tersebut, pada tahun 2018 tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaannya tak kurang dari US$71,4 miliar atau setara Rp238,38 triliun. Siapa sangka, di balik sukses besar mereka saat ini, perusahaan rokok Djarum yang dipimpinnya pernah menderita kerugian besar bahkan hampir bangkrut.

Pabrik Djarum milik keluarganya pernah mengalami kebakaran hebat yang memusnahkan hampir semua aset perusahaan pada tahun 1963. Oei sang pendiri meninggal tak lama kemudian di tahun yang sama. Mau tak mau, kedua ahli waris korporasi—Robert Budi Hartono dan kakaknya, Michael Budi Hartono—berusahan mengerahkan sekuat tenaga dan kemampuan mereka menyelamatkan bisnis keluarga yang tengah tenggelam itu.

Jurus mereka membangkitkan bisnis Djarum dengan mengganti peralatan tradisional pabrik menjadi lebih modern. Ini memang pilihan, tetapi tentu saja dengan pertimbangan dan perhitungan yang memadai.

Bersama kakak kandungnya Michael Hartono, Robert di usianya yang ke-22 tahun menerima warisan salah satu perusahaan rokok ternama saat ini, Djarum. Mereka jelas harus menyelamatkan usaha yang dirintis dan diwariskan sang ayah, yang membelinya dari sebuah usaha kecil bernama Djarum Gramophone. Robert dan kakaknya menerima warisan ini setelah ayahnya meninggal. Maklum, pada saat itu, pabrik perusahaan Djarum baru saja hangus terbakar dan kondisi finansialnya tentu saja mengkhawatirkan.

Di bawah kepemimpinan kakak beradik Hartono, nasib baik membuat Djarum sukses lolos dari lubang jarum. Mereka pulih dari situasi terancam bangkrut. Lebih jauh, bahkan mampu berkiprah dan melebarkan sayap hingga menembus pasar internasional. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian, Djarum memasarkan produk Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin; diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Di tangan dua bersaudara Hartono bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.

Saat ini, di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memiliki pasar yang cukup besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 miliar batang per tahun atau 20% dari total produksi nasional. Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi grup bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor bisnis.

Akumulasi income perusahaan yang semakin besar menuntun manajemen melakukan ekspansi ke ladang bisnis yang sama sekali baru. R Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor selain rokok. Antara lain, perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh imperium bisnis yang berdiri enam tahun setelah Indonesia merdeka.●

pasang iklan di sini