hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Era Industri 4.0, Kemenperin Minta Pelaku Industri Tekstil Bertransformasi

Ilustrasi-Foto: Industri.co.id

JAKARTA—-Kementerian Perindustrian meminta pelaku usaha di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) bersiap melakukan transformasi  pada era industri 4.0.  Pada era industri 4.0 terjadi konektivitas antara manusia, mesin dan data.

“Masih terdapat produksi  TPT dalam negeri yang masih lemah untuk bisa bersaing dengan produsen dari negara lain, seperti dalam weaving (menenun), knitting (merajut), dyeing (mencelup), finishing, hingga sektor penunjang seperti spinning (memintal) dan serat,” ujar Sekretaris Jenderal kementerian Perindustrian Haris Munandar,dalam seminar “Strategi Transformasi Industri TPT Menuju Industri 4.0”,  Jumat (14/9/2018).

Haris menuturkan upaya untuk memperkuat pelaku industri TPT di bidang itu diperlukan peningkatan kapasitas melalui investasi mesin modern dengan skema pembiayaan yang ramah industri.  Industri TPT akan terus tumbuh sejalan dengan permintaan pakaian di masyarakat yang tak mungkin berkurang.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Asosiasi Pertektilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengungkapkan, seluruh anggota asosiasinya membutuhkan dukungan pemerintah dan pihak terkait guna melakukan transformasi dan menerapkan standar industri 4.0.

“Kami juga menghadapi tantangan keterbatasan akses ke paskan bahan mentah dan ketergantungan yang tinggi pada bahan impor, “ cetus Ade.

Dia menyebut pada sisi power, menpower dan akses pasar Indonesia kalah segalanya dari kompetitor dari Bangladesh dan Vietnam. Padahal mereka merupakan pemain baru, tetapi mampu menyalip Indonesia.

Revolusi Industri 4.0 diientifikasi  sebagai tren pertukaran data dan otomatisasi teknologi manufaktur yang termasuk di dalamnya adalah sistem cyber-physical, internet of things (IoT), dan cloud computing. Konsep “pabrik pintar” ini dipandang   sebagai aspek industri manufaktur masa depan.

Dalam proses menjahit sebuah baju mulai dari mengembangkan model arus produksi dengan menggunakan data-data jahitan dari pabrik fisik produksi pakaian.

Sementara itu, penggunaan robot dalam proses menjahit produk tekstil juga secara nyata dapat terimplementasi, seperti produksi komposit.

Negara yang sudah memauski era ini, misalnya pada unit jahit semi otomatis sudah digunakan untuk menggantikan beberapa tingkat proses produksi, seperti menjahit kantong celana (van).

pasang iklan di sini