MEMATOK tujuan menjadi negara maju pada 2045 tidak salah. Bahkan sah-sah saja. Indonesia perlu membebaskan diri dari status sebagai negara middle trap income. Untuk mewujudkan hasrat itu, setidaknya perlu keseriusan memahami dan memaksimalkan empat sumber pertumbuhan.
Keempat sumber pertumbuhan ini meliputi manufaktur/industri pengolahan, ekspor di bidang jasa (service), ekonomi digital, dan ekonomi hijau (green economy), kata Kepala Bappenas Kabinet Kerja 2016-2019, Bambang PS Brodjonegoro, dalam acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang dipantau di Jakarta, Senin (21/11).
Pada sektor manufaktur, ujar Bambang, Indonesia harus membangun industri yang kompleks (hilirisasi industri) untuk meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan sebelum diekspor ke mancanegara. “Satu aspek yang harus kita dorong adalah kita harus tingkatkan komplektisitas dari produk yang dihasilkan. Tidak hanya mengejar growth of manufacturing tetapi juga quality of product,” katanya.
Di ekspor di bidang jasa, Indonesia seharusnya tidak terlalu terpaku pada ekspor dan impor barang, seperti yang terjadi selama ini. Jika kita mencermati pencapaian negara-negara tetangga, beberapa negara Asia menjadi maju karena keberhasilannya memaksimalkan potensi ekspor di bidang jasa.
“Kita harus mengeksplor yang bisa kita ekspor. Ekspor jasa Korea Selatan kuat melalui K-Pop, Drama Korea (Drakor). Itu ekspor utama, dan menyelamatkan neraca ekspor jasa dan sumber pertumbuhan mereka,” kata Menteri Keuangan Kabinet Kerja 2014-2016 ini.
Adapun di digital ekonomi, Indonesia harus meningkatkan pengusaha di sektor digital. Salah satunya melalui penciptaan start up technology, di tengah potensi ekonomi digital dan SDM generasi muda yang besar di Tanah Air.
Namun, untuk ini ada prasyarat. Yakni pentingnya ketersediaan infrastruktur digital yang memadai hingga seluruh pelosok Tanah Air. Sehingga upaya memaksimalkan potensi ekonomi digital dapat berjalan. “Kuncinya, digital broadband-nya harus bagus. Paling penting internet connection yang dapat membuat bisnis digital hidup,” kata Bambang.
Di ekonomi hijau, Indonesia harus memaksimalkan keuntungan dengan banyaknya sumber pertumbuhan ekonomi hijau yang dimiliki. Khususnya di tengah upaya internasional melakukan transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Nantinya, ujar Bambang, pembangunan industri hijau nantinya akan mengincar lokasi yang berdekatan dengan sumber energi hijau. Dalam kaitan ini, poptensi Indonesia sangat besar.●