hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Emas Turun Tajam usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Apakah Harga Sudah Terlalu Tinggi?

Emas Turun Tajam usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Apakah Harga Sudah Terlalu Tinggi?
Emas Turun Tajam usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Apakah Harga Sudah Terlalu Tinggi?/dok.ist

PeluangNews, Jakarta – Emas terus menunjukkan keperkasaannya di tahun 2025. Hal itu terjadi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi AS yang memicu terjadinya tekanan dari pemerintahan Donald Trump, kepada bank sentral AS the Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih cepat dari apa yang sudah dirancang oleh the Fed.

Puncaknya, harga emas naik secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir terutama karena beberapa faktor utama. Data pasar tenaga kerja AS melemah, dengan penambahan pekerjaan di luar sektor pertanian (NFP) Agustus hanya 22.000, jauh di bawah perkiraan 75.000. Klaim pengangguran juga meningkat, sementara tingkat pengangguran naik ke 4,3%, tertinggi sejak 2021.

Data ini mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga untuk mendukung ekonomi. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed semakin kuat, bahkan beberapa pelaku pasar mulai berspekulasi adanya kemungkinan pemotongan agresif hingga 50 basis poin.

Ketidakpastian dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global membuat investor mencari aset aman, sehingga meningkatkan permintaan emas. Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi baru pada pekan sebelumnya di level $3707, didukung juga oleh pelemahan Dolar AS dan inflasi yang tetap tinggi.

Secara keseluruhan, pelemahan data tenaga kerja AS dan prospek pelonggaran suku bunga The Fed menjadi pendorong utama kenaikan harga emas minggu lalu

Harga emas turun tajam setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin karena beberapa alasan utama:

  • Penguatan Dolar AS: Setelah keputusan pemangkasan suku bunga, Dolar AS justru
    menguat, membuat harga emas yang dihargai dalam Dolar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain sehingga permintaan turun.
  • Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS: Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, sehingga daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil menurun.
  • Kebijakan The Fed yang Hati-hati: Ketua the Fed, Jerome Powell, menyampaikan sikap hati-hati dan tidak mendukung pemotongan suku bunga yang lebih besar (50 bps), menimbulkan ketidakpastian di pasar.
  • Profit Taking: Harga emas sebelumnya sempat naik sangat tinggi ke rekor baru, sehingga beberapa investor mengambil keuntungan dengan menjual emas.

Meski demikian, analis menyatakan tren jangka panjang emas masih bullish dan berpotensi naik kembali menuju kisaran $3.700–$3.800 jika tekanan jual mereda dan kondisi ekonomi mendukung. Penurunan saat ini lebih sebagai koreksi normal setelah reli panjang.

Jadi bagaimana investasi emas batangan anda? Apakah saatnya untuk menahan posisi, atau bahkan saatnya untuk ikut melakukan ambil untung guna merealisasikan keuntung dari kenaikan harga emas yang sudah terlampau tinggi. Yang jelas, program pemangkasan suku bunga the Fed saat ini belum akan berakhir, karena tahun ini bank sentral AS masih akan pangkas suku bunganya hingga akhir tahun dengan target dua kali pemangkasan lagi.

PT. Octa Investama Berjangka (OIB) menyediakan pelatihan tanpa dikenakan biaya, disamping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk komoditas, melalui Bursa Berjangka secara live. OIB merupakan perusahaan yang resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: octa.co.id (WA: 0813857-12101)

Disclaimer : Perdagangan berjangka komoditi memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi.

pasang iklan di sini