
Peluang News, Jakarta – Khusus pada Desember saja, angka ekspornya mencapai US$435 juta, meningkat 17,9% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Tingginya potensi penerimaan devisa Negara dari penjualan barang perhiasan tersebut mendorong Kementerian Perindustrian untuk terus mendorong pertumbuhan kinerja industri perhiasan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengatakan Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan kinerja industri perhiasan sebagai sektor yang memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi.
“Kami meyakini industri perhiasan memiliki peranan yang cukup penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya melalui keterangan resminya yang dipublikasikan Kemenperin pada Rabu (5/3).
Reni optimistis dengan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor, serta pengembangan budaya dan kearifan lokal, industri ini memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global.
Dia melihat tren industri perhiasan saat ini yang telah mengalami transformasi seiring dengan perubahan gaya hidup, teknologi, dan tren pasar global. Dimana, perhiasan tidak hanya sekadar aksesoris, tetapi juga mencerminkan warisan budaya, keberlanjutan, dan modernitas.
Tren yang sedang berkembang dalam industri perhiasan saat ini, di antaranya adalah penggunaan desain minimalis dan sentuhan teknologi seperti 3D printing, yang memungkinkan produsen menciptakan perhiasan dengan tampilan mewah namun bobot lebih ringan. Teknologi ini juga mendorong personalisasi produk sesuai selera dan kebutuhan konsumen, terutama generasi muda.
Oleh karenanya, Kemenperin bersama stakeholder turut mendorong agar para pelaku industri perhiasan mendapatkan wadah dan akses untuk mempromosikan produk-produk unggulannya sekaligus memperluas jejaring bisnis.
Menurutnya, industri perhiasan memiliki potensi pasar yang besar karena didukung oleh kreativitas para perajin yang mampu menghasilkan beragam produk perhiasan mengikuti tren pasar. Untuk mendorong kinerja industri perhiasan nasional, Kemenperin terus mendukung kolaborasi antara pelaku IKM, desainer lokal, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah melalui penyelenggaraan Jakarta International Jewellery Fair (JIJF) 2025. Pameran yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) tersebut dilaksanakan pada 27 Februari – 2 Maret 2025 lalu di Assembly Hall, Jakarta International Convention Center (JICC).
Keikutsertaan IKM dalam pameran ini juga memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk berjejaring, berbagi pengalaman, serta meningkatkan daya saing di pasar nasional maupun internasional.
Direktur Industri Aneka Kementerian Perindustrian Reny Meilany mengatakan pihaknya terus berupaya mendorong pertumbuhan industri perhiasan nasional. Beberapa bentuk dukungan yang diberikan antara lain melalui partisipasi pameran dalam dan luar negeri, program e-smart IKM, program Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (P3DN), restrukturisasi mesin/peralatan, hingga bimbingan teknis bagi industri perhiasan.