hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Ekonomi Indonesia di 2024 Tumbuh Stabil, APBN Jadi Penopang Resiliensi

Ekonomi Indonesia di 2024 Tumbuh Stabil, APBN Jadi Penopang Resiliensi
Menteri Keuangan Sri Mulyani/dok.ist

Peluang News, Jakarta – Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan yang stabil di tengah tantangan global dan domestik sepanjang tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi nasional tumbuh 5,02% pada kuartal IV 2024 dan 5,03% secara tahunan. Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan investasi, penguatan sektor manufaktur, serta daya beli masyarakat yang tetap terjaga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa capaian tersebut menunjukkan efektivitas kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi.

“Tahun 2024 penuh tantangan, baik dari faktor global maupun domestik. Namun, berkat sinergi kebijakan dan peran strategis APBN, kita berhasil menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers, yang dikutip Jumat (7/3/2025).

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,98% pada kuartal IV dan 4,94% sepanjang tahun. Kinerja ini didorong oleh inflasi yang terkendali, peningkatan mobilitas masyarakat, serta pemulihan sektor pariwisata dan transportasi. Pemerintah juga menjaga daya beli melalui bantuan sosial (bansos) dan stabilisasi harga pangan.

Selain itu, penciptaan 4,79 juta lapangan kerja baru pada tahun 2024 turut memperkuat konsumsi masyarakat. Sementara itu, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) melonjak 6,06% pada kuartal IV dan 12,48% sepanjang tahun, terdorong oleh penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak, serta berbagai ajang olahraga internasional.

Konsumsi pemerintah juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 6,61% sepanjang tahun dan 4,17% pada kuartal IV. Belanja negara terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung agenda pembangunan, menciptakan efek berlipat bagi dunia usaha dan konsumsi masyarakat.

Investasi, yang tercermin dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), tumbuh 5,03% pada kuartal IV dan 4,61% sepanjang tahun. Pertumbuhan ini didukung oleh stabilitas ekonomi-politik, kepercayaan investor, serta kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif. Realisasi investasi langsung (PMA dan PMDN) tumbuh 20,82%, mencapai Rp1.714 triliun—melampaui target yang ditetapkan.

Pemerintah juga mempercepat proyek infrastruktur melalui belanja modal, termasuk pembangunan alan tol, bendungan, kawasan industri, dan pariwisata. Peningkatan impor barang modal dan bahan baku mengindikasikan aktivitas industri yang tetap kuat.

Ekspor juga mencatat pertumbuhan positif. Pada kuartal IV 2024, ekspor tumbuh 7,63%, sementara secara tahunan meningkat 6,51%. Ekspor barang, khususnya besi baja dan bahan bakar mineral, menjadi pendorong utama, dengan pertumbuhan volume masing-masing sebesar 17,8% dan 7,8%. Sementara itu, ekspor jasa ditopang oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang tumbuh 19,05%.

Sebaliknya, impor barang masih mengalami kontraksi sebesar 10,36% pada kuartal IV dan 7,95% secara tahunan, mencerminkan penyesuaian kebutuhan domestik.

Sektor manufaktur tetap menjadi penopang utama ekonomi dengan pertumbuhan 4,89% pada kuartal IV dan 4,43% sepanjang tahun. Subsektor industri logam dasar, elektronik, serta makanan dan minuman mencatat kinerja positif, sejalan dengan permintaan domestik dan global yang tetap kuat.

Keudian, sektor perdagangan juga mengalami pertumbuhan 5,19% pada kuartal IV dan 4,86% sepanjang tahun, didukung oleh peningkatan aktivitas produksi dan konsumsi.

Sektor transportasi tumbuh 7,92% pada kuartal IV dan 8,69% sepanjang tahun, didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dan infrastruktur transportasi yang semakin baik. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan sektor akomodasi dan makanan-minuman yang naik 6,61% pada kuartal IV dan 8,56% sepanjang tahun.

Momentum ini diperkuat oleh penyelenggaraan berbagai event nasional dan internasional, yang mendorong arus wisatawan domestik dan mancanegara.

Sektor pertanian tumbuh 0,71% pada kuartal IV dan 0,67% sepanjang tahun, terhambat oleh penurunan produksi padi dan kelapa sawit. Namun, Pemerintah optimistis sektor ini akan membaik seiring dengan program swasembada Pangan dan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sementara itu, sektor pertambangan tumbuh 3,95% pada kuartal IV dan 4,90% sepanjang tahun, mengalami moderasi akibat penurunan harga komoditas global.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi terjadi di seluruh wilayah Indonesia:

– Jawa dan Sumatera tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan masing-masing 4,92% dan 4,45%, didukung oleh industri manufaktur dan perdagangan.
– Maluku-Papua dan Sulawesi mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 7,81% dan 6,18%, didorong oleh hilirisasi sumber daya alam.
-Kalimantan tumbuh 5,52%, berkat pembangunan infrastruktur dan peningkatan aktivitas konstruksi.
– Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 5,04%, didorong oleh sektor pariwisata yang kembali pulih.

Pemerintah menegaskan bahwa APBN akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mengakselerasi pembangunan nasional.

Upaya ini dilakukan melalui penguatan program perlindungan sosial (PKH, Kartu Sembako, subsidi energi), pemberdayaan UMKM melalui KUR dan insentif pajak, serta stabilisasi harga pangan melalui SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

Ke depan, Pemerintah akan terus memperkuat fundamental ekonomi melalui transformasi struktural, hilirisasi industri, pengembangan energi terbarukan, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan juga akan diperkuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. (Ratih)

pasang iklan di sini