JAKARTA—Daerah bisa mengembangkan bahkan mendongkrak ekonomi pariwisata di tanah air jika saja bisa melakukan integrasu hingga bisa enghasilkan potensi secara maksimal.
Hal ini diungkapkan ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani dalam jumpa pers virtual, Kamis (12/8/21).
“Keengganan daerah untuk melakukan integrasi dalam membangun industri pariwisata di Tanah Air menghalangi peluang ekonomi yang sebenarnya bisa diraup secara maksimal oleh Indonesia,” ucap Avialiani.
Apabila daerah bergabung, maka pasarnya akan membesar. Kondisi seperti ini terjadi di tingkat desa, sehingga mengakibatkan simbiosis mutualisme tidak ada terjalin. Baik antarpemerintah daerah maupun pemerintah daerah pemerintah pusat.
“Daerah satu tidak mau berintegrasi dengan daerah lain. Lalu, buat kebun binatang sendiri untuk meraup pendapatan. Jadi, di daerah itu akhirnya dana desa yang disalurkan pemerintah hanya habis untuk membangun kebun binatang,” ungkap dia.
Kondisi tersebut juga bertolak belakang dengan upaya pemerintah dalam mengefisienkan anggaran yang linear dengan daya pertumbuhan perekonomian negara.
Keberhasilan pemerintah dalam melakukan efisiensi anggaran tidak hanya berdampak terhadap pasar industri pariwisata.
“Efisiensi seharusnya mampu meningkatkan daya saing serta menambah raupan pajak. APBN harus dibedah. Pendapatan kita enggak berubah sama sekali,” kata Aviliani.