Peluangnews, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan kunjungan ke Pasar Grosir Asemka di Kawasan Pinangsia, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan tersebut, Mendag berdialog dengan sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya pembeli sejak maraknya penjualan daring di sosial media e-commerce seperti TikTok.
Salah satu penyebab dari menurunnya omzet penjual di pasar offline karena adanya praktik predatory pricing atau jual rugi dari barang-barang impor. Apalagi harga barang online terutama di social commerce seperti TikTok Shop bisa setengah dari harga yang dijual di toko offline seperti Pasar Asemka.
“Jadi keluhan yang saya tangkap, di sini kan pusat grosir, harusnya paling murah. Tapi yang dijual di online bisa separuh harga dan ongkos kirim nggak bayar, sehingga persaingannya tidak sehat,” kata Mendag Zulkifli dalam keterangannya, Sabtu (30/9/2023).
Itulah sebabnya menurut Mendag, pemerintah hadir karena keluhan seperti ini sudah bertubi-tubi. “Hampir semua daerah memberikan laporan, oleh karena itu kita atur agar perdagangan itu tidak saling mematikan,” ucap Zulhas sapaan akrabnya.
Mendag meyakinkan, bahwa pemerintah berkomitmen untuk selalu mendukung para pelaku UKM dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini yaitu dengan menciptakan persaingan yang adil, sehat dan bermanfaat melalui Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
Kemendag akan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan ketentuan dalam Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Permendag tersebut mendefinisikan kembali model bisnis lokapasar dan social commerce guna memudahkan pembinaan dan pengawasan terkait legalitas serta keamanan produk.
Kemendag juga memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM sehingga bisa berjualan di platform digital yang adil dan tidak predatory pricing. (alb)