MALANG—Setelah sukses mengembangkan bisnis sayuran organik lewat Natural Organic Indonesia dan founder Abang Sayur Organik, Diyah Rahmawati melakukan inovasi produksi barunya tempe organik.
Dengan agribisnis syauran organik, Duta Petani Milenial 2020 dari Kota Malang Jawa Timur ini mampu meraup omzet Rp90 juta per bulan pada masa pandemi, dengan produksi sayuran sekitar satu ton dengan lahan 1.9 hektare.
Inovasi terbarunya bukan saja sekadar tempe organik, tetapi juga mampu memberikan tampilan tempe dengan nuansa warna hijau dan ungu dengan pewarna yang juga organik dari sayuran dan bungatelang.
Tempe dengan unsur sayuran dipercaya punya khasiat anti oksidan dan unsur bunga telang mengontrol penyerapan gula darah. Ketika nanti digoreng warna kecoklatan tetap ada, tetapi warna hijau dan ungu tetap akan tampak.
Sarjana Pertanian dari Universitas Brawijaya ini menyampaikan proses pembuatan tempenya mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) organik, selain kedelai organik, ragi dibuat sendiri secara alami, selama pembuatan tidak menggunakan perlaatan almunium dan airnya pun dari sumber mata air, bukan dari PDAM.
“Proses pembuatan tempenya membutuhkan waktu lima hari, mulai dari pencucian, perebusan, pemberian ragu, pemberian warna dari sayuran dan bunga, dijerang baru dimasak lagi,” ungkap perempuan kelahiran 8 April 1985 ini ketika dihubungi Peluang, Rabu (3/11/21).
Menurut Diyah penjualan maish terbatas pada areal Kota Malang dengan sistem Pre Order (sekalipun ada dari Semarang) dua minggu sekali dengan tiga varian, yaitu tempe organik original dibandroll Rp11.000, tempe hijau Rp12.000 dan tempe ungu Rp15 ribu per pak.
Per pack kemasan 150 gram dengan sekali produksi 5 kilogram per item. Kalau dikonversikan menghasilkan 75 pack per kilogram. Jumlahnya masih terbatas, karena SDM produksinya masih dua orang. Untuk saat ini fokusnya masih sayur organik.
Diyah juga berencana mengembangkan produksi hingga tahu organik, namun terkendala pada peralatan dan teknologi. Begitu juga dengan pengembagan tempe organiknya. Sekalipun inovasi akan terus berjalan, karena disitu kekuatan wirausaha entrepreneur.
“Ke depan, Kita memikirkan kafe organik. Berapa ibu berkunjung ke tempat produksi kami. Rencananya perlu tempat untuk pelanggan menikmati olahan serba organik, seperti salad dan sadwich tempe, hingga rumah untuk memasak,” tutup Diyah (Irvan).