Potensi wisata di wilayah kawasan timur Indonesia sedemikian kaya, unik dan beragam. Namun, tantangan dan kendalanya tak kalah banyak. Dari soal aksesibilitas, infrastruktur, branding, keterbatasan tenaga kerja terampil, dan tumpang tindih peraturan.
Melalui seluruh pintu masuk, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia bulan Januari 2024 sebesar 927.746 terdiri dari 760.036 kunjungan atau 81,93% melalui pencatatan imigrasi dan 167.710 kunjungan atau 18,07% Artinya tumbuh 16,19% dibanding Januari 2023 yang mencatatkan 798.469 kunjungan.
Jika dicermati, lima besar negara asal wisatawan tersebut adalah Malaysia,
Australia, Singapura, Tiongkok, dan Timor Leste. Negara yang disebut terakhir adalah bekas provinsi RI ke-27 sampai dengan 1999, dengan populasi 1,4 juta jiwa. Rata-rata wisman mengabiskan waktu selama 7,92 malam di Indonesia. Selama periode Januari 2024 itu, rata-rata mereka tinggal 7,41 malam.
Upaya pengembangan pariwisata di kawasan timur Indonesia/KTI merupakan langkah strategis yang harus dikedepankan. Sebab, pariwisata merupakan salah satu sektor potensial sebagai akselerator pemerataan pembangunan. Menparekraf Sandiaga Uno menargetkan investasi US$100 juta dari sektor pariwisata di KTI. Sandiaga sampaikan itu pada ajang East Indonesia Investment Summit 2023 di Makassar.
Target tersebut berpotensi menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru, lantaran sejumlah destinasi wisata superprioritas di KTI. Antara lain Likupang (Sulut), Mandalika (NTB), dan Labuan Bajo (NTT). Target tersebut dapat dicapai melalui penguatan kolaborasi pemangku kepentingan dari tingkat pusat, daerah, sektor usaha, dan masyarakat.
Kiat kelola potensi dan destinasi wisata
Banyak hal harus dipersiapkan dengan matang untuk menghasilkan destinasi wisata yang mumpuni. Mulai dari memahami potensi destinasi pariwisata, Menentukan target pasar, Membuat rencana strategis pengembangan pariwisata, Meningkatkan kualitas layanan, Memperkuat branding destinasi pariwisata, Melestarikan lingkungan destinasi, Memberagamkan produk pariwisata, Meningkatkan aksesibilitas dan infrastruktur destinasi, Membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan lokal.
Pengembangan pariwisata, khususnya di wilayah KTI, menghadapi berbagai kendala. Sebut saja mulai dari Kurangnya konektivitas, pelayanan dasar, dan infrastruktur untuk melayani wisatawan; Jauhnya jarak antarobyek wisata; Kompleksitas dan ketidakpastian investasi dan iklim bisnis; Kurangnya perhatian pada aspek lingkungan hidup, seperti polusi, peningkatan limbah, dan kerusakan lingkungan;
Selanjutnya, Jumlah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pariwisata yang belum merata di seluruh provinsi di Indonesia; Terbatasnya tenaga kerja terampil dan standar kualitas perusahaan; Peraturan antarlevel yang tumpang tindih, Persaingan ketat menarik wisatawan antarnegara; Ketergantungan terhadap musim dan peristiwa tertentu. Over tourism, fenomena dimana jumlah wisatawan yang datang ke suatu tempat sangat berlebihan; hingga antisipatori yang pas atas perubahan geopolitik.
Raja Ampat, Master Piece Tanpa Pesaing Setara
Jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan, Kabupaten Raja Ampat merupakan bagian dari Provinsi Papua Barat. Luasnya 7.559,60 km2. Populasi 70.810 (30 Juni 2024. Kabupaten beribu kota di Waisai ini memiliki 610 pulau, termasuk Kepulauan Raja Ampat. Empat di antaranya pulau besar. Hanya 35 buah pulau yang berpenghuni, sebagian besarnya bahkan belum punya nama. Pulau ini diakui dunia sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati terumbu karang terbesar sejagad.
Menurut laporan sebuah organisasi sosial lingkungan internasional, sekitar 75% spesies karang di dunia hidup di Kepulauan Raja Ampat. Destinasi ini memiliki kekayaan dan keunikan spesies berupa 1.318 jenis ikan, 699 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis terumbu karang. Inilah lokasi diving terbaik di dunia. Selain kemahaindahan alam bawah lautnya, pemandangan di atas permukaan juga tiada tepermanai. Panorama deretan pulau-pulau batu di tengah gradasi air biru terlihat begitu surgawi saat dipandang dari atas bukit.
Destinasi lain yang penting dan pantas ditempatkan di daftar teratas adalah: Festival Danau Sentani. Di danau ini, dalam rangkaian upacara adat ini dipertunjukkan tarian tradisional Papua di atas perahu. Namanya Tari Isosolo. Inilah tarian perang yang dinamis energik dan penuh semangat. Anda juga dapat menyaksikan penobatan kepala adat yang meliputi 5 kepala suku atau Kose di Jayapura.
Dari gugusan Kepulauan Raja Ampat, titik-titik destinasi selanjutnya merupakan alternatif layak kunjung yang tak kalah menarik untuk Anda adalah: Pulau Wayag, Misool, Pantai Piaynemo, Pulau Arborek, Teluk Cenderawasih, Pulau Kri, Pulau Batanta, Pulau Mioskon, Pantai Yenbuba, Pulau Batanta.
Pulau Wayag, Di antara semua Pulau di Raja Ampat yang paling terkenal dan menjadi ikon di Raja Ampat adalah Kepulauan Wayag. Ya kumpulan bukit dan gunung karst yang berada di tengah laut inilah yang menjadi ikon Raja Ampat.
Misool, Pulau Misool terkenal juga dengan keanekaragaman budaya, adat, laut dan darat. Pulau Misool termasuk daerah segitiga karang dunia. Sekitar 75% ikan hias terdapat di daerah Misool ini
Pantai Piaynemo, Piaynemo dikenal juga dengan sebutan miniatur Wayag. Wayag adalah salah satu gugusan pulau karst di Raja Ampat, yang terletak di pulau besar Waigeo. Untuk mencapai puncak Bukit Piaynemo perlu menapaki 320 anak tangga atau sekitar 20-30 menit
Pulau Arborek, Tugu Injil Marthen Mambraku dibangun untuk mengenal awal masuknya Injil ke Desa Wisata Arborek pada tahun 1936. Tugu yang menjadi salah satu ikon Pulau Arborek. diresmikan pada 4 November 2017.
Monumen Cendrawasih menjulang tinggi di tengah kota. Di balik monumen itu tersimpan kisah tentang juang Karel Gobai, tentang semangat dan cita-citanya untuk menghidupkan semangat kebanggaan masyarakat Nabire.
Pulau Kri, Dengan keindahan laut dan biotanya. Ombaknya yang cenderung tenang membuat Pulau Kri menjadi pilihan pertama untuk aktivitas olahraga air
Pulau Batanta, menyimpan banyak objek menarik mulai hutan pohon mangrove berusia ratusan tahun. Ada air terjun Warinka Bom, situs sejarah bawah laut berupa puing pesawat tempur era PD II hingga puluhan spesies anggrek liar.
Pulau Mioskon, Pulau Mios Kon atau Pulau Kelelawar ini dikelilingi gugusan terumbu karang. Pasir pantainya putih, halus, dan bersih. Aneka karang yang berwarna warni, berbagai macan ikan dan biota laut yang terdapat di sini. Tidak heran jika pulau ini disebut sebagai Pulau Cinta
Pantai Yenbuba, Ini destinasi wisata alam terpopuler di dalam Teluk Doreh yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan dari kabupaten lain
Pulau Batanta. pulau ini memiliki beragam tipe ekosistem alam sangat alami, mulai pantai, hutan hujan tropis dengan pohon-pohon besar tumbuh rapat menjulang tinggi.
Raja Ampat itu ikon pariwisata Papua, bahkan Indonesia. Di luar Raja Ampat, patut pula disebut nama-nama destinasi berikut: Lembah Baliem, Teluk Cenderawasih, Pulau Biak, Gunung Carstensz; Pantai Jayapura, Pantai Manokwari, Pulau Nabire, Pantai Waisai
Labuan Bajo, Sepetak Surga di Haribaan NTB
Labuan Bajo merupakan sebuah surga tersembunyi di Indonesia bagian timur. Terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTB. Labuan Bajo ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas yang sedang dikembangkan di Indonesia. Destinasi ini merupakan gerbang menuju Taman Nasional Komodo, keindahan alam yang menakjubkan dengan hewan purbanya yang mendunia.
Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo merupakan sebuah entitas yang tidak dapat terpisahkan. Taman Nasional Komodo yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991 ini terdiri dari Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan beberapa pulau di sekitarnya. Komodo (Varanus komodoensis) adalah kadal raksasa di dunia ini pertama kali diliput dalam jurnal ilmiah pada tahun 1912. Spot lain yang teramat sayang jika tak disatroni adalah Pink Beach.
Guna mendongkrak angka populasi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, telah pula dietapkan empat daerah tujuan wisata/DTW dengan status Super Premium. Salah satunya Labuan Bajo, yang antara lain menjangkau cakupan empat destinasi mengesankan yang terdiri dari:
Puncak Waringin. Merupakan salah satu spot tertinggi di Labuan Bajo. Berada di sini, traveler dengan leluasa menikmati alam asri Labuan Bajo dari ketinggian.
Goa Batu Cermin. Merupakan destinasi wisata “perut bumi” dengan pesona batu karang yang berkilau seperti cermin karena terkena sinar matahari.
Danau Kelimutu. Disebut juga danau tiga warna: merah, biru, putih. Soalnya, ketiga danau bisa berubah warna secara ajaib. Luasnya 1,05 juta m². Jarak bibir danau dengan muka air sekitar 50 m dengan luas berkisar 4 ha.
Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini merupakan habitat asli binatang komodo. Di Pulau Komodo terdapat lebih dari 2.000 ekor komodo yang hidup di alam bebas. Pulau Rincajustru menampung lebih banyak komodo dibanding di Pulau Komodo.
Pulau Padar, Pulau Padar adalah pulau terbesar ketiga di Taman Nasional Komodo. Wisatawan harus mendaki melalui sekitar 818 anak tangga. Keindahan itu akan mulai terlihat pada 100 anak tangga pertama.
Pantai Mbay. Inilah pantai pasir putih yang berjarak 5 km dari Kota Danga, Nagekeo atau sekitar 15 menit jarak tempuh. Pantai Kota Jogo nampak bersih dan air laut yang bening jadi semakin eksotis.
Desa Bena, Kampung di Kabupaten Ngada ini ini saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Ternyata kampung ini menjadi langganan tetap wisatawan dari Jerman dan Italia.
Pantai Waiara. Sangat indah menikmati sunset yang di antara bukit-bukit dan pegunungan di sekitar kota Maumere.
Pulau Alor. Terkenal dengan keindahan alamnya yang masih asri dan belum banyak dikunjungi banyak orang.
- (Zian)