SLEMAN—-Bencana Erupsi Gunung Merapi pada November 2010 meluluh lantakan sejumlah desa, menewaskan 64 jiwa dan melukai 78 orang. Sebuah media daerah menyebutnya sebagai bencana terdahsyat selama 100 tahun, memecahkan rekor Galunggung.
Salah satu desa yang terimbas bencana ialah Desa Pancoh di Kabupaten Sleman. Namun Desa mampu bangkit kembali dengan tegar dari bencana. Menurut cerita Ngatijan, salah seorang warga desa, dia bersama sejumlah warga didampingi LSM LPTP dari Solo, Puspar UGM Yogyakarta didorong untuk mendirikan desa wisata.
“Kami didampingi dari diidentifikasi hingga kukuh menjadi sebuah desa wisata mandiri,” kata Ketua Pengelola Desa Ekowisata Pancoh ini kepada Peluang, Sabtu (4/8/2018).
Kini desa yang mempunyai luas 50 hektare ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit dan andalan Kabupaten Sleman.
“Semua warga terlibat di dalamnya, mulai menjadi pemandu wisata, wirausaha kuliner dan kerjainan, pelaku pertunjukan seni budaya hingga pemilik homestay. Tentunya juga ada juga yang bekerja di bidang pertanian,” ujar Ngatijan.
Menurut Ngatijan Desa Ekowisata Pancoh menawarkan paket edukasi, seni budaya, outbound, perkemahan, budidaya perikanan, perkebunan, bahkan konservasi lingkungan. Pengunjung boleh tinggal di rumah penduduk (homestay). Tersedia 65 rumah dengan 80 kamar, dengan tarif Rp80 ribu per kamar. Biaya itu termasuk makan tiga kali.
“Kami melibatkan para ibu-ibu PKK untuk menyediakan kebutuhan kuliner para wisatawan,” ujar Ngatijan.
Salah satu inovasi yang mengagumkan dari Desa Pancoh ialah cara penduduk mengubah sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Kata Ngatijan, inspirasi berawal dari keprihatinan beberapa tokoh warga melihat sampah yang bertebaran, terutama ketika membanjirnya jumlah wisatawan.
Akhirnya para ibu-ibu dan karang taruna bergerak. Mereka mendaur ulang sampah plastik itu jadi aksesoris cantik, seperti berbentuk bunga.
Brosur paket wisata yang dibuat pengelola-Foto: Ngatijan.Ngatijan mengatakan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Pancoh meningkat . Itu sebabnya ke depannya pihaknya akan menambah sejumlah fasilitas dan meningkatkan keahlian pemandu. Desa Pancoh juga menjalin kerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman hingga akademisi.
“Sekaligus juga melakukan regenerasi sehingga ekonomi dari wisata ini bisa berkelanjutan,” pungkas Ngatijan (Irvan Sjafari)