JAYAPURA—Ketua Umum Dekopin Pusat Sri Untari Bisowarno meminta koperasi di Papua aktif mendafarkan produk asli seperti tas kulit kayu yang disebut noken menjadi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), hingga masuk dalam daftar Unesco.
“Koperasi juga aktif memasarkan produk-produk lokal ini hingga menyebar ke seluruh Indonesia dan mancanegara,” ujar Sri Untari dalam sambutannya pada acara Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Papua, Jumat (25/3/22).
Selain itu Sri Untari mengungkapkan, dalam Nawacita, Presiden Joko Widodo membangun masyarakat desa dengan beberapa kebijakan pembangunan. Oleh sebab itu di desa-desa terdapat banyak dana yang seharusnya dapat mengembangkan ekonomi desa.
“Kalau di desa itu dibentuk koperasi, maka semua rakyat desa ikut memiliki. Tetapi kalau BUMDes, maka hanya perangkat desa saja yang menggunakan,” imbuh Sri Untari.
Dia juga meminta pelaku koperasi memanfaatkan perkembangan teknologi tetapi kita jangan melupakan pemanfaatan kekayaan alam dengan cara merawatnya. Orang-orang di masa lalu mencintai alam itu ibarat mencintai istrinya dengan merawat menjaga dan melestarikannya.
Jangan sampai seperti oknum orang sekarang yang cenderung merusak alam yang hanya mengambil manfaatnya tanpa menjaga dan merawat.
“Mari kita jaga lingkungan kita terutama di Papua yang memiliki sumber daya yang luar biasa. Papua pada 2020 memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp198,23 triliun dan APBD-nya Rp8.9 triluin,” papar Sri Untari.
Sementara Plt Ketua Dekopin Wilayah Papua Paskalis Kossay mengatakan, Musyawarah Wilayah merupakan suatu badan atau forum pengambilan keputusan tertinggi yang bersifat strategis, terutama dalam kepentingan suatu organisasi termasuk Dekopin.
“Sudah lama kepemimpinan Dewan Koperasi di Wilayah Papua vakum, jarang kita melihat atau mendengar adanya gerakan-gerakan atau sepak terjang pengurus Dewan Koperasi di Provinsi Papua,” ujar Paskalis.
Untuk itu koperasi yang lama tidak berjalan diperbaharui lagi menjadi mitra Pemerintah dalam membangun masyarakat di Provinsi Papua.
“Oleh karena itu kita sengaja mengambil tema “Membangkitkan Semangat Koperasi Sebagai Soko Guru Rakyat Provinsi Papua,” ucap dia.
Paskalis prihatin saat ini semangat koperasi ini sudah mulai luntur khususnya di Papua. Sementara i daerah lain seperti di Kalimantan Barat, koperasi sangat maju, asetnya hingga Rp7 triliun rupiah dan memiliki anggota sekitar 2,000 orang.
“Dengan semangat koperasi kita ingin mendorong adanya kolaborasi dengan pemerintah supaya membangkitkan semangat baru membangun per-koperasian di wilayah Papua,” tutup dia (Tim Peluang).