hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

CIPS Ungkap Harga Bawang Merah Indonesia Termasuk Mahal di Asean

JAKARTA—-Lembaga penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) meluncurkan data Indeks Bulanan Rumah Tangga (BuRT) yang mengungkapkan bahwa harga bawang merah Indonesia lebih mahal dari beberapa negara tetangga di Asean, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura.

Indeks itu mencatat harga bawang merah produksi dalam negeri di bulan September sebesar Rp78.472 per kilogram (kg) di Indonesia. Sementara di Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura harganya sebesar Rp27.140, Rp50.465, Rp64.727, dan Rp61.240 pada periode yang sama.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Indra Setiawan menyampaikan tingginya harga bawang merah di Indonesia didorong  tingginya biaya logistik dan belum meratanya infrastruktur pelabuhan.

“Sementara lebih dari 70 persen areal panen bawang merah berada di Jawa, khususnya di Jawa Tengah pada satu sisi dan di sisi lain kebutuhan bawang merah merata di seluruh Indonesia,” terang Indra, Rabu (27/10/21).

Kurangnya infrastruktur lemari pendingin juga berkontribusi kepada fluktuasi harga komoditas ini di dalam negeri..

Menurut Indra, Kementerian Perdagangan, terdapat hanya satu fasilitas lemari pendingin di setiap kabupaten, sehingga petani tidak dapat menyimpan bawang merah dengan baik. Hal ini tentu berdampak pada kualitasnya.

Penyimpanan di gudang konvensional menyebabkan tingginya penyusutan karena bawang merah merupakan komoditas yang cepat rusak kalau tidak disimpan di dalam penyimpanan yang memadai. Berkurangnya pasokan kemudian menyebabkan kurang stabilnya harga bawang merah sepanjang tahun.

 “Kementerian Perdagangan pasokan bawang merah akan meningkat, mudah-mudahan ini akan menurunkan harga. Tetapi kita juga harus mewaspadai kebijakan non- tarif yang menyebabkan pasokan bawang merah dari negara lain menjadi lebih mahal untuk Indonesia,” jelas Indra.

Kementerian Perdagangan juga menyatakan bahwa penurunan harga mungkin akan terus berlanjut karena masuknya musim panen bawang merah.

Saat ini Indonesia memenuhi kebutuhan bawang merah dari asar domestik dan itu terlihat belum keluarnya izin impor sejak 2020.

CIS juga mencatat tingkat produktivitas bawang merah  mencapai 99,26 kuintal per hektar, Indonesia menghasilkan 1.8 juta ton pada 2020. Capaian ini 15 persen lebih tinggi dari produksi di tahun sebelumnya.

Dengan diperbolehkannya investasi 100 persen pada lemari pendingin oleh Penanaman Modal Asing (PMA), diharapkan adanya peran swasta yang lebih besar.

pasang iklan di sini