
Udara sejuk Puncak yang menyelimuti Hotel Karwika setiap pagi selalu membawa kesan tenang bagi siapa pun yang datang. Namun di balik suasana damai itu, ada sosok yang menjadi penggerak utama hotel tersebut—Martina, Manajer Karwika Hotel di Jalan Raya Puncak KM 79, Desa Batulayang 1, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Tina biasa dia disapa, memulai hidup profesionalnya jauh dari dunia perhotelan. Dengan latar belakang pendidikan guru, ia sempat bekerja di Taman Safari Indonesia sebelum akhirnya memasuki industri hospitality. Tahun 1990 menjadi titik awal langkahnya di perhotelan di kawasan Cisarua, hingga perjalanan itu mempertemukannya dengan Karwika—tempat yang kini ia anggap sebagai rumah kedua.
Di Karwika, perannya tidak hanya sebagai manajer pemasaran, tapi juga merangkap operasional. Ia memimpin dengan pendekatan kekeluargaan—hangat, komunikatif, namun tetap menjaga tanggung jawab dan profesionalitas. Baginya, kerja sama yang baik terjadi bukan karena tekanan, tetapi karena rasa memiliki.
Tantangan terbesar datang ketika pandemi COVID-19 menghantam industri pariwisata. Kamar kosong, aktivitas berhenti, namun operasional tetap berjalan. “Itulah masa terberat,” kenangnya. Namun dengan kesabaran dan strategi bertahap, Karwika bangkit kembali. Mereka fokus pada pelayanan terbaik agar tamu merasa nyaman meski persaingan semakin ketat.
Kini Karwika terus berbenah, apalagi setelah bergabung dengan koperasi sebagai langkah memperkuat fasilitas dan pengembangan hotel. Martina berharap Karwika menjadi pilihan utama untuk rapat, gathering, LDK, hingga liburan keluarga.
Keunggulan Karwika bukan hanya pemandangannya, tetapi juga makanannya yang mendapat banyak pujian. “Sederhana tapi enak, sambalnya bikin nagih,” begitu banyak tamu menilai. Ditambah fasilitas seperti wifi gratis, coffee shop dengan harga terjangkau, dan karaoke gratis, Karwika bukan sekadar hotel—tapi tempat yang menghadirkan pengalaman.
Di balik perannya, Martina tetap seorang ibu bagi dua putra yang menjadi sumber semangatnya. Ketika ditanya apa yang membuatnya bertahan lebih dari tiga dekade di dunia ini, ia menjawab singkat namun penuh makna: “Karena saya mencintai apa yang saya kerjakan.”
Dengan dedikasi seperti itu, Karwika bukan hanya berkembang—tetapi bertumbuh dengan hati. (Fauzi)







