BANDUNG-—“Anak nongkrong” di kota Bandung mengenal Cafe Madtari. Bangunan gerai pertamanya yang berdiri sejak 2000, yang terletak di kawasan Tamansari tampil sederhana. Menu dasarnya pun tidak jauh beda dari kebanyakan usaha kuliner kelas kaki lima sekalipun, yaitu roti bakar dan indomie.
Bedanya, ialah roti bakarnya memiliki toping keju yang sangat melimpah. Satu porsi saja, toping kejunya sudah bisa tumpah ruah hingga meja. Itu sebabnya kafe yang didirikan oleh Dani Madtari ini menambah tagline Si Keju Jabrig.
“Kami tetap mempertahankan keju ini sebagai kekhasan kafe ini. Sekalipun yang lain juga punya keju, tetapi banyak dan racikannya yang beda,” ujar General Manager Cafe Madtari Herdiaman kepada Peluang melalui WhatsApp, Jumat (21/8/20).
Kini selain di Rangga Gading, Taman Sari, Cafe Madtari mempunyai cabang di kawasan Dipati Ukur dan Jatinangor, dua kawasan yang mempunyai basis populasi mahasiswa yang cukup besar. Variasi roti bakarnya lebih dari 40 macam, mulai dari dari rasa susu mentega seharga Rp8.500 hingga campuran blueberry, strawberry, pisang, keju, cokelat, kacang seharga Rp23.500.
“Kalau sebelum pandemi sehari bisa menjual lebih dari 50 porsi dari roti bakar saja, pada masa pandemi ini memang agak turun antara 30-40 porsi,” ungkap pria yang karib disapa pelanggannya sebgaai Om Herdi.
Hidangan lain Indomie terjual 30-40 porsi pada masa pandemi per hari. Cafe Madtari menjual 16 varian Indomie baik rebus maupun goreng, mulai dari Rp11.500 hingga Rp27.500. Hidangan lain pisang bakar dengan berbagai varian dan jagung bakar. Kini varian ditambah dengan ayam goreng, bakso dan sebagainya.
“Alhamdulliah, kami bertahan. Walau sekarang jam bukanya dibatasi antara pukul 10 pagi hingga 21.00. Kalau sebelum pandemi hanya 4 jam istirahat, antara pukul 15.00-19.00,” terang Om Herdi seraya mengatakan cafe ini diperkuat 15 karyawan (Van).