Kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar oleh Pemerintah selama pandemi, membuat aktivitas perkantoran bergeser menjadi dari rumah (work from home). Kegiatan pendidikan pun tidak lagi tatap muka tetapi menggunakan jalur pendidikan jarak jauh. Selain itu, banyaknya kegiatan virtual baik seminar maupun sejenisnya membutuhkan dukungan data internet yang memadai. Ini membuat lonjakan permintaan data yang pada ujungnya memberi berkah bagi perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2020 juga menunjukkan pengguna Internet di Indonesia terus meningkat dan telah mencapai 196,7 juta jiwa. Dengan tingkat penetrasi terhadap penduduk sebesar 73,7 persen. Selain itu, meningkatnya aktivitas e-commerce yang mengacu data Bank Indonesia mencapai 140 juta transaksi sepanjang 2020 dengan proyeksi nilai transaksi sebesar Rp429 triliun juga menjadi kabar baik bagi perusahaan telko.
Secara umum, perusahaan di sektor telekomunikasi berhasil mendongkrak pendapatan. Meski demikian, tidak semuanya mampu mencatatkan kenaikan laba. Masih tingginya beban operasional maupun rugi kurs menjadi sebab tidak semua perusahaan meraup cuan.
Berikut kinerja perusahaan telekomunikasi sampai kuartal III 2020 berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi:
- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan telekomunikasi BUMN ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp99,94 triliun. Meski pendapatannya turun dibanding periode sama 2019 sebesar Rp102,63 triliun, namun Telkom mampu mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 1,3 persen menjadi Rp16,68 triliun.
Kenaikan laba bersih itu disebabkan langkah efisiensi yang berjalan optimal. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi dipangkas menjadi Rp25,09 triliun, turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp31,06 triliun.
Lini bisnis selular (Telkomsel) dan jaringan internet kabel (IndiHome) menjadi penyokong utama kinerja Telkom. Telkomsel mencatat pertumbuhan bisnis digital sebesar 10,6 persen menjadi Rp47,66 triliun. Hal ini membuat kontribusi lini tersebut semakin meningkat menjadi 73,2 persen dari total pendapatan Telkomsel. Saat ini Telkomsel memiliki lebih dari 170 juta pelanggan, dengan pelanggan mobile data sebanyak 117,3 juta.
Sementara IndiHome mencatat pendapatan sebesar Rp16,1 triliun atau tumbuh 17,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pelanggan IndiHome tumbuh 752 ribu atau mencapai total lebih dari 7,76 juta pelanggan.
- PT XL Axiata Tbk
Perusahaan telekomunikasi Xl Axiata membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 5 persen menjadi Rp19,66 triliun. Pertumbuhan ini mendongkrak laba sebesar 316 persen menjadi Rp2,08 triliun.
Keberhasilan XL memompa laba bersihnya karena tidak lepas dari penjualan yang meningkat dan efisiensi di hampir semua lini bisnis. Beban usahanya turun menurun 14 persen, salah satunya karena turunnya beban biaya infrastruktur sebesar 28 persen.
Selain itu, biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya turun karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak dari penurunan trafik penggunaan layanan voice. Setelah lebih banyak menggunakan saluran digital, biaya pemasaran mampu ditekan hingga 6 persen.
- PT Indosat Tbk
Indosat Ooredoo mencatatkan peningkatan total pendapatan sebesar 9,2 persen menjadi Rp20,6 triliun. Peningkatan ini ditopang dari pendapatan seluler yang naik 12,9 persen menjadi Rp17 triliun. EBITDA mencapai Rp8,5 triliun atau meningkat 17 persen.
Sementara pendapatan dari segmen bisnis lain mengalami penurunan. Pendapatan dari bisnis multimedia, data communication, dan internet (MIDI) turun 2,52 persen menjadi Rp 3,16 triliun. Bisnis telekomunikasi tetap yang terdiri dari telepon internasional dan jaringan tetap tercatat senilai Rp395,5 miliar alias turun hingga 23,99 persen secara tahunan.
Dari sisi jumlah pelanggan seluler Indosat mencapai 60,4 juta, meningkat 2,8 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) sebesar Rp31,7 ribu dari sebelumnya Rp27,8 ribu, serta trafik data yang tumbuh sebesar 54,7% dibanding tahun sebelumnya.
Secara operasional, Indosat Ooredoo telah membangun 1.939 site baru dan berkomitmen untuk meningkatkan jangkauan 4G. Selain itu, melakukan berbagai inisiatif bisnis dan aksi korporasi, di antaranya peluncuran berbagai produk inovatif seperti IMClass untuk pelajar saat pandemi, IMPreneur untuk UMKM, IM3 Ooredoo Official Whatsapp.
Meski pendapatan melonjak, namun operator telko berwarna kuning ini masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp457,5 miliar, meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp284,59 miliar. Peningkatan ini karena tingginya beban usaha dan operasional.
- PT Smartfren Telecom Tbk
Operator telekomunikasi yang juga kecipratan rezeki selama pandemic adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Perusahaan grup Sinarmas ini membukukan pendapatan Rp6,85 triliun. Pendapatan ini melonjak 37,55 persen secara tahunan dari tahun sebelumnya Rp4,98 triliun.
Pendapatan data melonjak 32,30 persen menjadi Rp 6,24 triliun dan menyumbang porsi terbesar pada pendapatan FREN. Pendapatan non data FREN juga naik 38,60 persen menjadi Rp292,97 miliar. Pendapatan jasa interkoneksi naik 3,8 kali lipat menjadi Rp 130,95 miliar. Pendapatan lain-lain melonjak 13,39 kali lipat menjadi Rp 185,17 miliar.
Meski pendapatan melonjak namun FREN terus merugi. Tercatat ruginya sebesar Rp1,75 triliun, naik 6,71% dari sebelumnya Rp1,64 triliun. Kerugian ini karena masih tingginya beban operasional serta beban bunga dan kerugian kurs. Beban operasional naik 17,21% menjadi Rp 7,90 triliun. Sehingga rugi usaha mencapaiRp 1,05 triliun. Kerugian bertambah karena peningkatan beban bunga dan keuangan melonjak 2,23 kali lipat menjadi Rp622,20 miliar. Selain itu ada rugi kurs sebesar Rp255,20 miliar.
Aktivitas jarak jauh/online yang akan tetap berlangsung pada 2021, menjadi salah satu alasan bahwa kinerja perusahaan-perusahaan operator telko akan tetap bersinar. Selain itu menguatnya ekosistem ekonomi digital dan dimulainya pilot project pembangunan jaringan 5G oleh pemerintah menjadi momentum berlanjutnya kinerja positif operator telko. (Kur).