
Peluang News, Jakarta – Meskipun terjadi deflasi sebesar 0,03%, namun sebagian besar provinsi di Indonesia ternyata mengalami inflasi pada Mei 2024.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, terdapat 24 provinsi dari 38 provinsi yang mengalami inflasi pada Mei 2024. Sedangkan 14 provinsi lainnya mengalami deflasi.
“Dengan nilai inflasi provinsi tertinggi secara tahunan terjadi di Papua Tengah sebesar 5,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,25 dan yang terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung dan Sulawesi Barat sebesar 1,25 persen dengan IHK masing-masing sebesar 104,37 dan 105,46,” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, hari ini, Senin (3/6/2024).
“Sedangkan nilai inflasi kabupaten/kota secara tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Nabire sebesar 7,58 persen dengan IHK sebesar 112,25 dan terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 0,63 persen dengan IHK sebesar 105,87. Sementara Deflasi yoy terjadi di Kabupaten Bangka Barat sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 102,47,” tambahnya.
Ia mengatakan, penyumbang utama inflasi secara tahunan tersebut berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Kemudian disusul oleh kelompok pakaian dan alas kaki (1,10 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,54 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,85 persen), kelompok kesehatan (2,06 persen), serta kelompok transportasi sebesar 1,34 persen.
Lalu, diikuti oleh kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar (1,60 persen), kelompok pendidikan (1,71 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,51 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,99 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen,” ucapnya.