KEK Bitung dipandang cocok sebagai pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik. Bitung, 44 kilometer dari Manado, juga punya pelabuhan hub internasional sebagai penghubung bagi perdagangan di kawasan Timur Indonesia.
LETAKNYA di ujung utara Provinsi Sulawesi Utara. Biasa disebut sebagai Kota Cakalang, Bitung menunjukkan perkembangan yang cepat karena di sana terdapat pelabuhan dan perindustrian yang mendorong percepatan itu. Posisi kota ini di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki Gunung Dua Sudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.
Banyak penduduknya berasal dari Suku Sangir, sehingga kebudayaan yang hidup di Bitung tidak terlepas dari pengaruh budaya masyarakat wilayah Nusa Utara itu. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan. Kota di Ujung Utara dari Propinsi Sulawesi Utara. Kota yang biasa disebut Kota Cakalang ini membuktikan perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan dan perindustrian yang mendorong percepatan.
Menurut cerita, sejarah nama Bitung berasal dari sebuah nama pohon, yaitu Pohon Bitung atau Witung, yang banyak tumbuh di daerah utara jazirah Pulau Sulawesi. Bermula ketika daerah Bitung yang dulunya banyak ditumbuhi oleh Pohon Bitung. Di sini banyak nelayan kerap berlabuh, singgah setelah melaut ataupun berlindung dari hantaman gelombang. Maklum, letak kota ini relatif aman dari kemungkinan hantaman gelombang besar.
Adalah Simon Tudus, seorang nelayan, tengah membangun sebuah gubuk (sabuah) tempat persinggahannya dari melaut. Diperhatikannya daerah di sekitar bangunan gubuknya terdapat banyak Pohon Bitung atau Witung yang tumbuh subur. Setelah selesai membangun sabuah-nya, dia beristirahat di tepi pantai dan mulai memperhatikan segala aktivitas nelayan yang hilir mudik, singgah, dan melaut kembali.
Simon pun menyadari bahwa tempat ini (Pos 1 Pelabuhan Bitung sekarang) merupakan tempat yang paling banyak disinggahi para nelayan dari sekitaran Tonsea, Sangihe, Talaud, Minahasa, dan Maluku. Waktu terus berganti, nelayan pun semakin banyak yang hilir mudik. Daerah yang dulunya bermakna Pohon lama kelamaan bergeser maknanya menjadi tempat persinggahan nelayan atau wilayah yang tumbuh banyak pohon Bitung dan dinamakan Daerah Bitung.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, yang diresmikan 1 Apil 2019, diplot untuk kemajuan perekonomian. Kegiatan utama KEK ini adalah industri pengolahan kelapa, industri pengolahan perikanan, industri farmasi, dan logistik. Dibangun di area seluas 534 hektar, KEK ini ditargetkan mampu menarik investasi Rp35,2 triliun dan mampu menyerap hingga 34.710 tenaga kerja. Pada Pelabuhan Hub Internasional Bitung telah pula dibangun Terminal Petikemas Bitung dengan kapasitas 500.000 Teus/tahun.
Belakangan geliat KEK ini agak tersendat. Salah satu penyebabnya, minimnya investor yang datang kembali akibat dampak pandemi Covid-19. Hal lain, masih perlunya pengiriman hasil tangkapan ke Jakarta, sebelum diekspor ke negara tujuan. Seluruh temuan permasalahan di sini ditindaklanjuti sehingga perkembangan KEK Bitung dapat diharapan seperti direncanakan.
Menurut perwakilan dari PT Membangun Sulut Hebat selaku Badan Usaha Pengelola dan Pembangun KEK Bitung, James Sela, masih ada kendala atas sejumlah industri mulai beroperasi di KEK Bitung. Komoditas yang diolah di kawasan khusus itu terdiri dari industri kelapa dan turunannya, perikanan dan turunannya, serta logistik dan energi.
“Sejauh ini sudah ada tiga investor yang telah beroperasi, sempat telah sampai pada tahap MoU, dan 35 LOI,” kata James Sela. Untuk memacu agar investasi kian bergairah, pihaknya juga telah bekerja sama dengan China Road and Bridge Corporation (CRBC) untuk mempromosikan KEK Bitung. Sekretaris PTSP Bitung, Julius Talimbekas, juga optimis KEK Bitung akan maju, terlebih dengan dukungan masyarakat sekitar.
KEK Bitung dipandang cocok sebagai pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik. Bitung yang berjarak 44 kilometer dari Manado itu juga punya pelabuhan hub internasional Bitung sebagai penghubung bagi perdagangan di kawasan Timur Indonesia. Khususnya untuk distribusi barang serta penunjang logistik di kawasan timur Indonesia
Bitung memang dikenal dengan keindahan alamnya yang masih alami dan relatif terpelihara dari ‘pengayaan’ infrastruktur. Wisata di wilayah destinasi Bitung didominasi oleh pemandangan alamnya yang indah dan mempesona. Banyak deretan pantai dengan air yang masih jernih dan hamparan pasir putih yang semakin menambah keeksotisan tempat ini.
Dengan transportasi yang semakin berkembang, akses untuk mencapai Bitung jadi maiin mudah. Wisatawan dapat mengunjungi kota ini dengan mudah, aman dan nyaman. Terlebih karena jaraknya yang begitu dekat dari Kota Manado. Berikut 10 tempat wisata di Bitung yang dapat dijadikan pilihan terbaik liburan anda.
Pantai Batu Putih. Destinasi wisata ini masih berada di kawasan Taman Nasional Tangkoko. Sehingga pantai ini sangat cocok sebagai tempat beristirahat setelah lelah berkeliling Taman Nasional Tangkoko. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai di sini. Ikon penting Bitug adalah Gunung Dua Saudara. Gunung ini menjadi spesial karena memiliki dua puncak. Gunung ini berlokasi di desa dan Kecamatan Madidir, 12 km dari pusat kota Bitung. Tempat wisata ini cocok untuk Anda penyuka kegiatan outdoor.
Pantai Batu Angus, Pantai Tanjung Merah, Pantai Serena, dan Pantai Serena menyuguhkan pemandangan yang indah untuk latar belakang berfoto. Terutama spot foto yang digemari yaitu tebing yang memiliki lubang besar di tengahnya. Tempat ini memiliki keunikan yang membuatnya terkenal di kalangan wisatawan. Pantai ini menjadi khas karena tak memiliki batuan karang yang tersusun di hamparan pasirnya.
Taman Nasional Tangkoko berada di wilayah Bitung utara Kabupaten Bitung. Pada tahun 1919 wilayah ini ditetapkan menjadi taman nasional oleh kolonial Hindia Belanda. Keanekaragaman hayati di wilayah Taman Nasional Tangkoko sangat lengkap. Jenis flora dan fauna khas daerah tropis tumbuh subur di wilayah seluas 8.745 ha tersebut. Jenis flora di sini termasuk Lengki dan Gora hutan. Sedangkan fauna memiliki khas fauna Pulau Sumatera. Di sini masih bisa dijumpai harimau Sumatera.
Selat Lembeh memisahkan Pulau Lembeh dengan daratan Sulawesi. Pemandangan bawah lautnyalah yang menjadikannya dibuka menjadi destinasi wisata.
Di Pulau Lembeh anda akan menemukan tempat wisata berupa Monumen Trikora Mandala Sakti yang sangat gagah. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Pulau Lembeh dan TNI dalam melawan penjajah Hindia Belanda ang saat itu menguasai Irian Barat/Papua.●(M. Fauzian)