Pertumbuhan koperasi di lingkungan Perum Bulog tak bisa dipisahkan dari sosok Bustanil Arifin, mantan Menteri Koperasi yang juga Kepala Bulog di Era Orde Baru. Di masanya, Bustanil menggagas berdirinya Koperasi Pegawai Logistik (Koppel Bulog) pada 1981 dengan anggota tidak hanya karyawan Bulog tetapi juga para pensiunan. Kehadiran Kopel di setiap cabang (divre) Bulog yang tersebar di berbagai provinsi, dimaksudkan untuk memberi nilai tambah ekonomi kepada anggota dan juga pensiunan Bulog. Belakangan kehadiran Kopel makin mencorong dengan berdirinya Kopelindo (Koperasi Pegawai Logistik Seluruh Indonesia), yang menaungi seluruh bisnis Kopel.
Bulog sendiri juga tetap tidak melupakan akar sejarahnya sebagai lembaga yang tumbuh seiring dengan Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai mitra strategisnya. Pertengahan Maret lalu, difasilitasi Kemenkop UKM, Bulog yang diwakili 6 sub-divrenya melakukan kontak kerja sama dengan 11 KUD di Jawa Tengah.
KUD diharapkan dapat memainkan kembali perannya untuk menjadi pemasok beras ke Bulog.
Seiring dengan upaya pemerintah yang tengah giat membangun infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan daya saing. Perum Bulog sebagai bagian dari pemerintah mendukung pembangunan infrastruktur melalui Kopelindo.
Keterlibatan Kopelindo dalam kegiatan infrastruktur di antaranya membangun jaringan dengan pengusaha kecil menengah dan Koperasi maupun BUMDES yang memiliki usaha suplai pasir dan batu sebagai kebutuhan dasar komponen pembangunan infrastruktur. Selain itu, Kopelindo juga memiliki usaha di bidang pembangunan perumahan bekerja sama dengan BUMN, Pemda, maupun masyarakat umum untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi karyawan maupun masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Kopelindo bersama dengan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan lembaga lain telah bersiap untuk menjadi mitra bagi investor lain yang ingin berinvestasi dalam program prioritas pemerintah. Ini sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Selain aktif dalam mendukung infrastruktur, Kopelindo juga mendukung program prioritas pemerintah yang lain yakni kedaulatan pangan.
Kopelindo memiliki empat bisnis utama yakni usaha jasa keuangan simpan pinjam dan pendanaan pada usaha anggota, unit usaha anak perusahaan maupun mitra usaha; usaha jasa lainnya meliputi pengelolaan tenaga PKWT, jasa IT, pendidikan dan kursus, serta usaha jasa angkutan komoditi. Selain itu, usaha bidang infrastruktur, properti dan perumahan; serta usaha bidang perdagangan komoditi pangan dan perikanan.
Atas peran Kopelindo dalam mendukung program infrastruktur, Bappenas mengapreasiasinya sebagai Koperasi Penggerak Pembangunan Tahun 2017 untuk kategori khusus sebagai Koperasi Sekunder yang berkontribusi dalam Pembangunan.