Jika Bangladesh punya Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank, maka Indonesia punya Slamet Riyadi Ketua Pengurus KSP Mitra Dhuafa (KOMIDA). Keduanya punya irisan yang sama yakni memberdayakan ekonomi perempuan pra sejahtera. Yunus, sang peraih Nobel Perdamaian pada 2006 sukses mengembangkan kredit mikro dengan sistem tanggung renteng untuk kaum perempuan.
Slamet Riyadi, pria kelahiran Surakarta itu berhasil mengentaskan kemiskinan melalui penyaluran kredit mikro dan ultra mikro kepada kaum perempuan pra sejahtera. Dengan rekam jejak keberpihakan pengentasan kemiskinan yang teruji itu KOMIDA mendapatkan banyak kepercayaan dari mitra luar negeri dan dalam negeri.
Terbaru, pada 13 Maret 2024, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) kembali menggandeng KOMIDA sebagai penyalur pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dengan nilai pembiayaan sebesar Rp300 miliar. Dana itu untuk memperluas akses keuangan bagi para pengusaha kecil khususnya anggota koperasi yang merupakan perempuan dengan pendapatan rendah yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. (Kur)