PENGGUNAAN compressed natural gas (CNG) sebagai bahan bakar gas (BBG) untuk sepeda motor diujicobakan Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk bersama anak usahanya, PT Gagas Energi Indonesia. Hasilnya, PGN mencatatkan rata-rata jarak tempuh 38,7 km per liter setara premium (LSP). Uji coba tersebut dilakukan pada tiga sepeda motor jenis matic, masing-masing menggunakan BBG sebesar 2,5 LSP.
Jarak terjauh yang dicapai oleh salah satu motor sejauh 104 km dengan penggunaan 2,5 LSP, sehingga per LSP diperhitungkan dapat menempuh jarak sekitar 41,6 km. Pada sepeda motor matic lainnya, jarak terjauh yang ditorehkan 93,7 km atau sekira 37,5 km per LSP. Sedangkan satu motor lainnya diperoleh jarak tempuh 91 km per 2,5 LSP atau sekitar 37 km per LSP. Artinya, rata-rata jarak tempuh yang diperoleh per LSP adalah sejauh 38,7 km.
“Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal yang dapat ditempuh oleh sepeda motor yang memakai 2,5 LSP BBG,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama. Selain itu, uji coba tersebut juga memperlihatkan angka efisiensi biaya yang dapat didapatkan oleh pengguna yang cukup signifikan, yakni menghemat biaya beli bahan bakar hingga 2 kali lipat. Harga BBG tercatat Rp4.500 per LSP.
“Harga LSP ini sama di mana pun tempat pengisiannya. Konversi bahan bakar gas merupakan salah satu program Kementerian ESDM, sehingga harganya tidak akan sesering dan sefluktuatif harga BBM,” tuturnya. Keunggulan sepeda motor yang telah dikonversi dengan BBG lainnya adalah memiliki sistem dual fuel, yaitu kombinasi bahan bakar BBM dan BBG. Kombinasi bahan bakar ini juga membuat pengguna lebih fleksibel dalam memilih bahan bakar. ” Pengguna tetap dapat menggunakan BBM dan dapat berhemat dengan menggunakan bahan bakar gas,” imbuh Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah. Saat ini tersedia 20 SPBG di DKI Jakarta, Bekasi, dan Depok. Cara pengisiannya pun mudah dan praktis, tanpa perlu melakukan bongkar pasang tangki. Hanya butuh waktu 1-2 menit.●
