BATANG—Kabupaten Batang saat ini mempunyai lahan tanaman tebu 692 hektar dengan produksi 48 Ribu Ton per tahun dengan pabrik gula di Sragi
Hal ini diungkapkan Bupati Batang Wihaji menerima kunjungan kerja Holding PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) tentang peluang kerja sama lahan tebu di Kabupaten Batang terkait swasembada pangan di Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Jumat (4/3/22).
Menurut Wihaji pihaknya siap mendukung PTPN yang tertarik menjadikan Batang sebagai proyek percontohan untuk swasembada gula konsumsi pada 2025.
“Pemkab Batang akan siap membantu jika memang PTPN bisa mensejahterakan masyarakat yang menanam tebu,” ujar Wihaji.
Peluang ini akan diawali dengan demplot terlebih dahulu yang akan dikoordinasikan lewat Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang yang rencana ada 5 kecamatan yang masing-masing 10 Ha ditanami tebu.
Sementara Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan untuk upaya menuju swasembada gula tersebut, pihaknya akan melakukan upaya seperti memperbaiki kondisi industri pabrik gula, perluasan lahan tebu dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Berdasarkan sejarah pada 1930, kata dia, Indonesia mampu mengekspor 2 juta ton gula dari hasil produksi sebanyak 3 juta ton gula,” ungkap dia.
Namun pada perkembangannya dengan luasan areal yang mencapai dua kali lipat dari sebelumnya. Kini produksinya tidak sampai mencapai 3 juta ton gula. Hal yang terbalik lagi, jika dulu Indonesia mampu mengekspor 2 juta ton kini justru mengimpor 2 juta ton gula.
Dengan menghadapi persoalan yang ada, kata dia, pihaknya melakukan diskusi internal dan minta dukungan pada Menteri BUMN Indonesia mampu menjadi negara swasembada gula pada 2025.
“Dari arahan Menteri BUMN ini, kami akhirnya membuat program transformasi gula,” kata Abdul Ghani.
Menurut dia, semula di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan memiliki 19 pabrik gula tetapi kini hanya masih ada satu yaitu PG Sragi yang kondisinya “hidup segan mati tidak mau”.
“Itu yang akan kami perbaiki semua meski mungkin tidak akan dibangun sebanyak 19 pabrik namun 2 atau 3 pabrik saja agar wilayah pantura menjadi bagian daerah swasembada gula,” katanya.
Permasalahan yang sekarang dialami petani karena tidak menguntungkan jika menanam tebu. Untuk itu kita akan perbaiki mulai dari pabrik, bibit-bibit tebu, nanti harus ada kreditnya, dan bagaimana petani dengan pabrik gula harus menjadi mitra.
“Oleh karena itu, PTPN berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah seperti yang kami lakukan saat ini dengan Pemkab Batang, karena melihat potensi lahan disini juga luar biasa rencananya akan kami jadikan pilot project,” tegasnya.
Ia manargetkan, PTPN pada 2025 dapat menghasilkan gula konsumsi 8 juta ton sedangkan sekarang masih 5 juta ton. Abdul Ghani optimis bisa menambah 3 juta ton dalam tiga tahun ini.