hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Fokus  

Banyak Jalan Menyelamatkan Startup

Di awal kehadirannya, perusahaan startup diyakini merupakan lokomotif utama ekonomi digital. Menariknya, kendati kini tengah menuju titik nadir, namun Indonesia mempunyai peluang besar untuk mewujudkan kemandirian ekonomi digital.

Dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi digital yang lebih pesat. Selain karena semakin bertambahnya populasi, pola konsumsi masyarakat Indonesia sudah beralih dari produk offline ke online. Berdasarkan laporan Startup Ranking, pada tahun 2022 Indonesia telah memiliki 2.346 startup.

Pandemi COVID-19 mempercepat pertumbuhan tersebut. Menurut Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, ada 21 juta peningkatan jumlah pengguna internet yang semakin aktif dalam beraktivitas di ruang digital.

“Sebanyak 60,6% masyarakat sudah pasti berbelanja online dari 210 juta yang jadi pengguna internet Indonesia,” ujarnya dalam suatu kesempatan.

Itu adalah gambaran seberapa strategis peluang tersebut. Tak heran, banyak harapan digantungkan pada bisnis startup.

Sayang, kenyataan tak selamanya sesuai harapan. Tak sedikit bisnis startup yang harus buru-buru ‘lempar handuk’ di tengah tingginya harapan pada ekonomi digital. Pemerintah pun mengakui adanya fenomena perusahaan rintisan yang terbelit masalah hingga harus menutup usahanya.

Alasannya beragam, mulai dari ketiadaan pangsa pasar hingga masalah pendanaan.

Masalah Manajerial

Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan kegagalan usaha startup. Ketiga penyebab tersebut adalah tidak memiliki pasar yang spesifik, kurang baiknya pengelolaan aspek manajerial, dan masalah pendanaan.

Erick masih meyakini bisnis startup bakal menjadi salah satu instrumental strategis di era ekonomi digital.

Diperkirakan, pada 2030 Indonesia akan memiliki nilai ekonomi digital hingga Rp4.800 triliun. Nilai ini tentu akan berkontribusi besar pada pertumbuhan makro ekonomi nasional.

Maka, pemerintah kemudian mendorong sinergi antara BUMN dengan usaha startup.

Dukungan dari perusahaan-perusahaan pelat merah diberikan melalui penyelenggaraan BUMN Startup Day 2022. Beragam program digelar di forum tersebut, mulai dari kegiatan edukasi hingga penjajakan peluang bisnis.

Kegiatannya beragam, mulai dari business matching yang mempertemukan BUMN dari berbagai sektor dan industri dengan startup untuk menjajaki kerja sama bisnis, serta investor pitching yang memberi kesempatan startup untuk menawarkan peluang investasi di lingkungan BUMN.

Dukungan lain diberikan oleh Kementerian Kominfo. Instansi tersebut memfasilitasi masyarakat dalam memasuki era ekonomi industri kreatif 4.0 dengan berbagai program pembinaan ekosistem startup, seperti program HUB.ID dan Sekolah Beta.

HUB.ID merupakan forum yang mempertemukan startupstartup dengan para investor baik dalam maupun luar negeri, serta pelatihan talenta digital bernama Sekolah Beta yang memberikan pelatihan dan pembinaan berbasis digital khususnya dalam berbisnis startup.

Perhelatan HUB.ID Summit 2022 telah digelar pada September lalu di Nusa Dua, Bali dan mempertemukan para pelaku industri startup dengan sejumlah investor serta mitra bisnis.

Pelatihan talenta digital Beta juga termasuk dalam rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia 2022. Ini karena isu transformasi digital memang merupakan salah satu agenda utama dari G20 Indonesia.

Setelah peserta mengikuti Sekolah Beta mereka diharapkan dapat mengkurasi ide untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam membangun bisnis startup. Lulusan Sekolah Beta itu bisa mengikuti program 1.000 startup digital yang difasilitasi Ditjen Aptika Kominfo. Mereka akan mendapatkan berbagai pendampingan.

Upaya lain untuk menyelamatkan bisnis startup digelar dalam bentuk program Pahlawan Digital UMKM. Program ini diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden Putri Tanjung, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM TB. Fiki Satari, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, dan Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (Smesco) Leonard Theosabrata.

Melalui program tersebut, mereka mengkurasi para peserta Pahlawan Digital UMKM 2022 hingga diperoleh peserta yang masuk ke dalam tahap 20 besar dan disaring lagi menjadi 10 peserta pada bulan ini.

Ke-20 besar peserta tersebut adalah Mindo, Smeshub, Starchain, Panak.id, Modern farm, Surplus, Ciptani, Djoin, Warjali, Crustea, Dagangan, Onstock, Sandangs, Beliayam.com, Aturkuliner, Iam.id, Manganfoods, Mastani, eFishmart, dan Tumbasin.

Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, 20 pengusaha rinitisan itu diikutsertakan dalam program inkubasi, pendampingan, dan kurasi. Kemenkop UKM akan menggandeng startup terpilih guna mendorong akses digital UMKM. Dia optimistis target 30 juta UMKM onboarding di 2024 bisa tercapai.

“Kami akan melibatkan mereka dalam program digitalisasi UMKM dan koperasi,” ujarnya sesuai menghadiri acara Pahlawan Digital UMKM 2022 pada Senin (3/10/2022).

Digital Trust

Di sisi lain, untuk menjaga bisnis startup tumbuh berkelanjutan, jaminan kepercayaan di dunia digital menjadi unsur yang wajib dimiliki pelaku bisnis startup. Faktor itu kemudian populer disebut digital trust.

Tak heran, Otoritas Jasa Keuangan kemudian berinisiatif mengembangkan ekosistem financial technology (fintech) yang inovatif, bertanggung jawab, dan memprioritaskan aspek perlindungan konsumen.

“Kami menyadari bahwa perlu dibangun digital trust system untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri keuangan digital,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam sambutannya pada pembukaan OJK Virtual Innovation Day 2022 di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut dia, kebutuhan untuk membangun digital trust menjadi sangat fundamental mengingat meningkatnya berbagai risiko seiring dengan semakin terdigitalisasinya seluruh aktivitas masyarakat.

Selain untuk memitigasi risiko, pengembangan digital trust juga penting untuk meningkatkan keyakinan konsumen, memanfaatkan layanan dan produk keuangan digital yang meyakinkan konsumen bahwa aset, data, dan privasinya terjaga dengan aman.

Apa saja yang diperlukan untuk membangun digital trust?

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Rudiantara mengungkapkan sejumlah aspek yang harus menjadi pertimbangan dalam membangun digital trust system.

Menurut dia, upaya membangun digital trust harus melibatkan pendekatan interdisipliner di seluruh aspek, mulai dari sisi sumber daya manusia, proses bisnis, tata kelola, regulasi, dan tentu saja aspek teknologi sebagai pendukung utama.

Dukungan sudah, permodalan, jejaring, dan penguatan kapasitas SDM juga sudah. Kalau digital trust sudah terbangun kuat, seharusnya kekhawatiran akan bergugurannya bisnis startup sudah tidak perlu lagi. Tinggal keberanian untuk melakukan inovasi, mental yang tangguh, dan sedikit keberuntungan yang harus dimiliki.

pasang iklan di sini