BANDUNG—“Rasanya begitu nampol. Harum rempah-rempahnya begitu menyengat. Nasinya pulen dan rasanya gurih. Saya pesan satu paket yang isinya berlimpah, mulai dari ayam goreng rempah, dendeng bakar cabe ijo, otak-otak, telor ceplok, teri kacang dan sambal. Dagingnya empuk. Saya nggak bisa move on,” ujar seorang warga Bandung memberi testimoni melalui akun instagramnya terkait Banceuy Nasi Lemak di Jalan Banceuy 117.
Nasi lemak adalah makanan yang terkait budaya orang Melayu. Kuliner ini mudah ditemui di Malaysia, Singapura dan Brunei. Di Indonesia hidangan ini dikenal di Riau dan Kepulauan Riau.
Willy Wijaya, seorang warga Bandung pernah bekerja di Singapura dan kerap menyantap nasi lemak. Ketika kembali di Bandung, dia melihat peluang bisnis bahwa belum ada kuliner yang spesialis nasi lemak.
Pada Maret 2019 rumah makan sederhana itu pun berdiri. Menurut Willy awalnya perjuangan cukup berat, karena harus mengenalkan produk karena kuliner ini masih asing di telinga orang Bandung.
“Awal buka kita jualan hanya dari 10-20 porsi per hari, tapi berkat dari Tuhan dan menjaga kualitas makanan dari bahan baku yang terbaik, kami berkembang,” ucap Willy ketika dihubungi Peluang, Rabu (21/10/20).
Willy mampu menjual 200 hingga 250 porsi per hari. Pandemi pun tidak berdampak pada penjualan. Satu posi paket, istilahnya Set Sultan A hingga Set Sultan D rata-rata Rp49 ribu. Satu set itu adalah nasi lemak, ikan asin, kacang goreng, ketimun san sambel ditambah lauk yang diinginkan.
Paket paling murah set telur Rp15 ribu, set paha pentung Rp24 ribu, sementara kalau yang ingin dengan dendeng bakar cabe hijau atau rendang daging Rp31 ribu. Untuk minuman khasnya ada es kacang merah dibandroll Rp14 ribu.
“Mayoritas pelanggan membawa pulang. Kami juga menggunakan jasa Grabfood dan GoFood,” ucap Willy.
Ke depan, Wily berharap supaya Banceuy Nasi Lemak bisa dinikmati bukan hanya oleh orang Bandung saja tapi di beberapa kota besar di Indonesia.
“Ada juga yang sedang dalam tahap persiapan,” tutupnya (Irvan Sjafari).