WONOSARI— Setiap warga Wonosari, Kabupaten Gunungkidul mengenal Bakso Marem Pak Man yang terletak di Jalan Ksatrian. Kekuatan kuliner ini menurut Nurdi, salah seorang warga Gunungkidul terletak pada dagingnya yang murni.
“Kalau bakso kebanyakan terlalu banyak gajih dan berminyak. Kalau bakso maremrasa dagingnya terasa karena memang seratus persen. Kuahnya tidak terlalu berminyak,” ujar Nurdi.
Kini kuliner yang sudah mempunyai tiga gerai itu dikelola oleh Hernawan, generasi penerusnya. Ketika ayahnya mendirikan sekitar 1983, belum ada yang menjual bakso. Awalnya terletak di sebelah utara pasar Wonosari. Tempat itu kini dipakai untuk taman parkir.
“Bapak saya satu-satunya yang menjual bakso di Wonosari. Namun Bapak sebelumnya menjual dengan mendorong gerobak di Magelang, ” tutur Hernawan kepada Peluang, Kamis (5/11/20).
Menurut Hernawan kekuatannya terletak pada dagingnya yang dicacah dengan pisau besar seperti tukang pandai besi. Dengan demikian dagingnya menjadi lebih terasa.
Setiap hari kuliner menghabiskan 50 kilogram daging, dengan harga per porsi rata-rata Rp12 ribu. Menu yang ditawarkan bukan hanya bakso. Mereka menjual soto, capcay goreng, sop daging ayam, sop daging sapi, soto bakso dan sebagainya.
Pandemi covid-19 memberi dampak bagi usahanya. Namun Hernawan mengaku tetap mempertahankan karyawannya yang kebanyakan masih saudara tetangga. Untuk mensisatinya mereka bekerja dengan sistem shift.
Hernawan mengungkapkan saat ini Bakso Marem Pak Man hanay bertahan dengan tiga gerai yang ada. Kalau kondisi stabil memang ada rencana membuka di luar Wonosari.
“Rencana itu buat generasi selanjutnya,” tutup dia (Van).