BANDUNG—Kota kembang ini banyak menyimpan legenda kuliner. Di antaranya Hj Siti Maemunah (almarhum) dengan minuman tradisional bajigur dan bandrek. Menurut cerita, Imas Romasih putrinya awalnya Sang Bunda menjual gorengan menggunakan tampah di pinggir jalan kawasan WR Supratman.
“Pelanggan ibu saya banyak kalangan mahasiswa dari Unpad dan ITB,”ujar Imas kepada Peluang, melalui WhatsApp, Rabu (28/10/20).
Kemudian suatu saat ada seorang insinyur lulusan ITB bernama Badri meminta ibunya membuat bajigur sebagai minumannya. Menurut dia kalau ada minumannya pasti tambah laku, dan setiap beli gorengan dia selalu menanyakan soal minuman bajigur itu.
“Alhamdulillah saran itu menjadi kenyataan. Keberadaan bajigur menambah laku dan ahirnya terbeli tempat warung Bajigur di perbatasan antara jalan Supratman – Jalan Diponegoro dengan nama Bajigur dan Bandrek Asli Ibu Hajjah Siti Maemunah. Warga Bandung mengenalnya sebagai Bajigur Supratman atau Bajigur Honda,” papar perempuan kelahiran 1963 ini.
Pada 1994 warung itu pindah ke kawasan Cisangkuy. Lokasi lama ekarang ditempati PUSDAI. Sejak 1970-an hingga saat ini pelanggannya berkembang ke semua kalangan termasuk para artis terkenal. Di antara mereka yang mampir, Pipit Sandra, Dedi Soetomo, Gito Rolis, Ruth Sahanaya, Nirina Zubir, Arman Maulana dan sebagainya.
Pada 2010 Hj Maemunah meninggal dan usahanya diteruskan anak-anaknya. Bajigur Hj Siti Maemunah menempati tenda sederhana yang persis berada di pinggir jalan. Meski berupa warung tenda sederhana, pengunjung yang datang cukup ramai dan silih berganti.
Menurut Imas, bajigur dan bandrek harganya Rp8 ribu per gelas, sementara bandrek susu Rp9 ribu. Untuk camilan warung ini menawarkan gorengan yang jarang dijual oleh usaha gorengan lain, yaitu gorengan nangka dan nanas. Gorengan ini dibandroll dengan harga Rp2 ribu per buah.
Sebelum pandemi pada hari biasa warung ini memperoleh pendapatan sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta. Sementara kalau malam hari libur Rp3 hingga Rp4 jutaan.
“Pada awal pandemi usaha kami juga ikut terdampak, tetapi kemudian berangsur membaik dan kini mendekati normal,” kata Imas seraya mengatakan ingin punya tempat permanen (Irvan Sjafari).