
PeluangNews, Jakarta – Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta PT Pertamina melaksanakan keputusan pemerintah untuk menambah volume impor minyak dan gas dari Amerika Serikat (AS).
“Pemerintah sudah bulat akan menambah volume impor minyak dan gas dari Amerika Serikat. Tak ada alasan untuk Pertamina tidak mengimpor migas dari AS meskipun jarak pengirimannya jauh,” kata
Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/5/2025).
“Jadi enggak ada alasan, LPG kita juga kan impor dari Amerika,” ujarnya, menambahkan.
Menurut Bahlil, selama ini sekitar 50% impor LPG Indonesia berasal dari AS. Karena itu, meskipun jarak pengirimannya jauh tetap memungkinkan untuk membeli produk migas dari negara Paman Sam itu.
“Dari total impor LPG nasional itu 50% lebih kan dari Amerika. Jadi enggak ada soal,” tutur Bahlil.
Sebelum ini, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengutarakan pengalihan impor migas dari negara lain ke AS akan menghadapi berbagai tantangan teknis dan risiko.
Seperti pengiriman migas dari AS memerlukan waktu sekitar 40 hari, lebih lama dibandingkan pengiriman dari Timur Tengah atau negara Asia.
“Apabila terjadi kendala faktor cuaca seperti badai ataupun kabut, maka akan berdampak langsung pada ketahanan stok nasional,” kata Simon, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (22/5/2025).
Karena itu, Pertamina tengah melakukan kajian menyeluruh terkait rencana peningkatan volume impor migas dari AS, mencakup aspek teknis, komersial, dan risiko operasional.
Simon meminta adanya dukungan pemerintah berupa payung hukum, baik melalui peraturan presiden maupun peraturan menteri, sebagai dasar pelaksanaan kerja sama suplai energi bagi Pertamina.
“Komitmen kerja sama secara G2G antara pemerintah Indonesia dan pemerintah AS akan memberikan kepastian politik dan regulasi, dan selanjutnya dapat diturunkan ke dalam bentuk kerja sama business to business di level teknis dan operasional antar perusahaan,” ucapnya.[]