JAKARTA—-Pada 2019 Indonesia mengespor pakaian ke Amerika Serikat (AS) senilai 4, 43 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut sebanyak 2,21 miliar dolar AS berupa paaian berbahan rajut. Pada tahun itu AS mengimpor produk pakaian dari dunia sebesar 84,7 miliar dolar AS atau naik 1,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia berada di posisi ke-4 negara pengekspor pakaian ke AS.
Wilayah Pantai Barat AS, khususnya California, menyumbang 58,71 persen atau senilai USD 1,38 miliar dolar AS dari total nilai ekspor pakaian Indonesia ke AS.
Pantai Barat AS merupakan wilayah kerja ITPC LA yang mencakup wilayah kerja dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles, KJRI San Francisco, dan KJRI Houston yang terdiri atas 21 negara bagian.
Melihat pasar yang masih terbuka, Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) berupaya lebih keras meningkatkan pangsa pasar fesyen dan dan kerajinan tangan di Amerika Serikat (AS), khususnya di tengah pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan penurunan nilai impor AS dari beberapa negara mitranya, termasuk Indonesia.
“Kami terus berupaya meningkatkan ekspor dengan cara-cara yang lebih kreatif untuk mempertahankan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan di AS, khususnya di tengah pandemi Covid-19,” kata Kepala ITPC LA Bayu Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/20).
Untuk kerajinan sebgaai catatan, pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-7 negara pengekspor kerajinan tangan terbesar ke AS dengan total ekspormencapai 482 juta dolar. Nilai ini meningkat sebesar 41,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 340 juta dolar AS.
Adapun produk kerajinan tangan tersebut yaitu produk berbahan kulit, tas, dan barang kebutuhan perjalanan.
“Kenaikan nilai ekspor Indonesia, khususnya produk fesyen dan kerajinan tangan merupakan momentum yang baik bagi pemerintah untuk terus memaksimalkan peluang ekspor produk nasional,” tutur Bayu.
Salah satu upaya yang dilakukan ITPC LA yaitu dengan menggelar kegiatan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual untuk produk fesyen dan kerajinan tangan pada Selasa (20/7/20).
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) dan Bio Hadikesuma Management Training & Consulting (BHMTC).