hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Yuli Astuti Pelestari Batik Kudus dari Sanggar Muria

 

KUDUSYuli Astuti sejak 1993, Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus memulai karirnya sebagai pembatik sejak 2005.  Dia tergerak untuk menjadi pelestari batik di daerahnya.

“Batik Kudus itu punya cerita yang unik. Tapi enggak ada orang yang tahu. Sampai 2005, cuma ada satu pembatik yang masih hidup, tapi karena sudah tua, ingatan soal ceritanya juga sudah lupa. Akhirnya saya harus melakukan penelitian sendiri,” ujarnya dalam keterangan persnya, Senin (9/11/20).

Begitu langkanya informasi mengenai Batik Kudus hingga Yuli harus mengelana ke mana-mana demi mencari informasi tentang batik. Selain harus bolak-balik ke Solo dan Pekalongan untuk belajar membatik, Yuli juga melakukan penelitian.

Yuli naik Gunung Muria demi mendapatkan cerita asli tentang legenda Kapal Kandas dengan tetua di sana. Di sana juga ia mempelajari buah Parijoto, buah khas Muria yang kini juga jadi ciri khas desain batik-batik Yuli. Dia pun memutuskan mendirikan kerajinan batik. Upaya kerasnya dilirik Pertamina.

Pada 2018, Yuli menjadi Mitra Binaan Pertamina sejak tahun 2018. Sejak bergabung dengan Pertamina, omzet Yuli meningkat 30 Persen dan mendapatkan omzet hingga Rp100 juta rupiah per bulan.

Muria Batik Kudus memproduksi produk batik khas Kudus yang dijual secara online yang bisa dilihat melalui media sosial @muriabatik serta offline storenya di Karang Malang 4/2 Gebog Kudus Jawa Tengah.

Pasar lokal, nasional, hingga mancanegara pun telah dijajaki oleh Yuli, termasuk di antaranya Negara Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Tiongkok.  Pertamina juga mengajak Yuli pameran di Malaysia. Dia pun diganjar Local Hero oleh Pertamina pada 2018.

Jatuh bangun memang harus dialami Yuli dalam perjalanannya mengangkat kembali Batik Kudus. Tidak heran, kini muncul beberapa “saingan” Yuli yang menggeluti batik Kudus. Meski begitu, Yuli tidak pernah menganggap mereka sebagai rival.

Dengan mengedepankan bisnis berkonsep sociopreneur, Ia bahkan berusaha agar semakin banyak orang menggeluti batik Kudus, termasuk dengan memberikan pelatihan bagi anak-anak sekolah.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengapresiasi langkah yang dilakukan Yuli Astuti. Menurutnya, peran dalam pelestarian kebudayaan Indonesia harus ditiru oleh semua orang.

”Apalagi batik, sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, kita wajib untuk menjaga dan melestarikannya,” ujar Fajriyah.

Sejak  1993 hingga saat ini, PT. Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan telah membina lebih dari 250 perajin batik yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dengan total penyaluran sebesar Rp10 miliar.

Selain berupa bantuan modal, Pertamina juga melakukan pendampingan para perajin batik tradisional, menjadi Go Modern hingga pada upaya Go Global.

pasang iklan di sini